
YOGYAKARTA – Siapa bilang dosen-dosen UGM hanya sibuk menghabiskan waktunya untuk mengajar atau meneliti? Buktinya, beberapa dari mereka tetap menyempatkan waktu untuk berkumpul menyalurkan kemampuan bermusik dan bernyanyi. Berawal dari diskusi di milis, mereka mengadakan kumpul bareng dalam kegiatan Syawalan Milister Dosen UGM, yang dikemas terpadu dengan peluncuran komunitas Pandhemen Dansa dan Musik UGM (Padamu UGM) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM, Jumat malam (16/9).
Bila di milis situs jejaring sosial mereka mendiskusikan berbagai hal, mulai isu-isu akademis hingga isu-isu nasional dan internasional, kali ini berbeda. Tidak ada diskusi berat, tetapi saling menghibur satu sama lain. Bagi mereka yang mau bernyanyi, diberikan kesempatan untuk menyumbangkan suara emasnya diiringi musik band yang personelnya para dosen dengan dibantu 3 player profesional.
Meski berlangsung dalam suasana santai, tetap saja beberapa peserta tampak kikuk. Bagi yang kurang hobi bernyanyi, tampak kikuk jika sewaktu-waktu dipanggil oleh pemandu acara, Heru Marwata, untuk tampil ke panggung. Namun, mereka yang mempunyai hobi itu, justru tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di atas panggung, sampai dua-tiga lagu dapat dinyanyikan. Tidak hanya bernyanyi, di atas panggung tampak komunitas ibu-ibu dosen yang berdansa, dikomandani Ken Suratiyah, dosen Fakultas Pertanian.
Tri Priyambodo, dosen FMIPA UGM, sekaligus penyelenggara kegiatan, mengatakan kegiatan ini untuk mempererat hubungan antardosen di lingkungan UGM. “Harapannya, ini menjadi komunitas yg cair antardosen. Mereka juga bisa salurkan ekspresi berseni, tidak hanya mengajar dan meniliti, biar hidup tidak tegang,†katanya.
Tri menambahkan kegiatan ini untuk pertama kalinya diadakan dan sekaligus meluncurkan komunitas dansa dan musik ‘Padamu UGM’. Demi mengakrabkan para tenaga pendidik di UGM, konsep acara pun dikemas dengan santai sambil menikmati suguhan angkringan, mi goreng, aneka gorengan, dan baceman. Tak lupa, minuman yang disajikan adalah wedang jahe.
Sebelumnya, di awal acara dilakukan kegiatan doa bersama untuk almarhum Prof. Morisco. Beberapa orang dosen didaulat untuk menyampaikan testimoni sang ‘profesor bambu’. Salah satu testimoni dari dosen dan sekaligus Dekan FMIPA UGM, Dr. Chairil Anwar. Dikisahkan Chairil, saat Morisco menjadi Dekan Fakultas Teknik Universitas Mataram NTB pada tahun 1994, Chairil pernah berkunjung ke kampus tersebut untuk mendampingi beberapa tamu asing. Saat itu tengah dalam suasana perhelatan Piala Dunia. Chairil bukannya diajak untuk acara nonton bareng, melainkan diajak piknik mengunjungi salah satu komunitas masyarakat Gili Trawangan yang masih terbelakang. “Dari sosoknya yang serius, ternyata beliau suka hal-hal yang menghibur,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)