Setelah bulan Juni lalu berhasil menjadi juara 1 di “Innovative Entrepreneurship Challenge 3 ITB 2008”, Tim Nata De Cassava Mahasiswa UGM kembali meraih juara 1 dalam lomba “Young Entrepreneur Award 2008” yang diselenggarakan oleh Harian Bisnis Indonesia dan Sarosa Consulting Group, di Jakarta 8-9 Juli 2008.
Margianto, salah satu anggota Tim Nata De Cassava yang ikut dalam proses seleksi dan presentasi di Jakarta mengakui bahwa timnya berhasil masuk 10 finalis dari 119 peserta lomba yang diseleksi secara nasional.
“Para peserta yang masuk seleksi 10 besar dibagi menjadi dua, kategori utama dan kategori perintis. Ada empat peserta kategori utama dan enam peserta di kategori perintis. Tim kita sebagai juara pertama dari kategori perintis,†jelas Margianto, Jumat (11/7) di Kampus UGM.
Menurut Margianto, atas keberhasilan tim Nata De Cassava menjadi juara, berhak atas hadiah uang pembinaan sebesar 5 juta rupiah dari panitia. Diakui oleh mahasiswa semester akhir Fakultas Biologi angkatan 2004 sekaligus penggagas ide hasil inovasi ini, dalam proses seleksi di Jakarta kebetulan hanya dirinya sendiri yang mewakili tim. Meski presentasi hanya seorang diri, namun tim De Cassava dinobatkan sebagai juara pertama.
“Saat akan berangkat, anggota tim yang lainnya kebetulan kehabisan tiket, akhirnya hanya saya sendiri yang berangkat,†jelasnya.
Diakui Margianto, dengan kemenangan ini berarti dalam satu tahun ini tim Nata De Cassava berhasil memenangkan dua kali kejuaraan tingat nasional dengan produk yang sama. Bersama tiga tim yang lain yakni Indra Tri Wibowo, mahasiswa Biologi angkatan 2005, Nur Kartika Indah Mayasti, Fakultas Tenologi Industri Pertanian 2005, dan Muhammad farid Alfaristy, Fakultas Ekonomi angkatan 2005 UGM, sebelum memenangkan “Young Entrepreneur Award 2008â€, mereka telah dinobatkan oleh tim juri sebagai juara I lomba Inovasi kewirausahawan nasional, ‘Innovative Entrepreneurship Chalengge 3’ yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung bekerjasama dengan Indosat bulan Juni lalu.
Seperti diketahui, produk Nata De Cassava merupakan produk olahan Limbah padat (onggok) tapioka yang selama ini hanya menjadi makanan ternak, namun di tangan para mahasiswa UGM ini ternyata bisa dimanfaatkan menjadi makanan penyegar yang berserat dan menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
Menurut Nur Kartika Indah Mayasti, Fakultas Tenologi Industri Pertanian 2005, setiap satu kilogram onggok, setelah diproduksi menjadi lima kilogram lembaran nata. Selain bernilai ekonomis, nata de cassava baik untuk kesehatan. Kandungan gizi setiap 100 gram basah produk ini mengandung serat kasar sebesar 1,71 persen.
“Karena berserat tinggi, sehat untuk pencernaan. Tapi ada kelebihan dan kekurangan produk ini dibandingkan produk nata yang lain. Kelemahannya, kalau nata de cassava membutuhkan waktu proses yang lebih lama karena proses hidrolisis karbohidrat menjadi gula melalui fermentasi,†ujarnya.
Dalam prosesnya perlu waktu tiga hari lebih lama dari Nata de coco, menurut indra kelebihannya, nata de cassava mengandung gula 5-7 persen, sementara Nata de coco hanya 2 persen, sehingga tidak membutuhkan penambahan gula. (Humas UGM/Gusti Grehenson)