
YOGYAKARTA-Senin, 19 September 2011, Team Educating and Equipping Tomorrow’s Justice Reformers (E2J) berkunjung ke Fakultas Hukum UGM untuk mengadakan pembahasan teknis persiapan pelaksanaan Legal Clinic Education (CLE) di Fakultas Hukum UGM. Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. Marsudi Triatmodjo, S.H., LL.M. mengatakan metode legal clinic education merupakan terobosan baru yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap lulusan sarjana hukum akan memiliki keterampilan/skill dalam menerapkan ilmu hukum sesuai dengan permasalahan hukum yang dihadapi oleh masyarakat sesuai dengan acuan dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
“Ini merupakan suatu program pengajaran yang didasarkan pada metode pengajaran yang interaktif dan reflektif serta berisikan pengetahuan, nilai dan keahlian praktis yang memampukan mahasiswa untuk meberikan pelayanan hukum dan menciptakan keadilan sosial,â€papar Marsudi, Senin (19/9).
Marsudi menjelaskan dengan Slogan “Experiental Learning atau Learning by Doing†CLE dirancang dengan 3 pilar utama yakni Planning Component, Experiental Component dan Reflection Component. Planning Component menitikberatkan pada penguasaan dasar-dasar teori hukum, pemahaman stategi dalam pelayanan hukum dan mempertimbangkan berbagai permasalahan hukum yang terjadi. Experiental Component menitikberatkan pada metode untuk memastikan mahasiswa terasah/terlatih dalam menerapkan keahlian beracara dan melakukan berbagai kegiatan praktis lainnya yang pada prinsipnya mendekatkan mahasiswa pada persoalan hukum yang nyata.
“Sedangkan Reflection Component menekankan untuk melatih mahasiswa agar mampu melakukan refleksi atas berbagai pengalaman yang mereka dapat selama di lapangan dan melakukan evaluasi terhadap kinerja yang dilakukan dengan dipandu oleh dosen pembimbing,â€katanya.
Ia berharap dukungan dari program E2J ini akan menjadi poin penting bagi Fakultas Hukum UGM untuk memulai penerapan Legal Clinic Education dalam kurikulumnya. Sebab menurut rencana pada tahun 2012 akan dibuka 4 buah klinik yakni PLKH Klinik Peradilan Pidana, PLKH Klinik Kejaksaan, PLKH Klinik Anti Korupsi dan PLKH Klinik Organisasi Masyakarat Sipil. Kehadiran CLE tersebut diharapkan akan memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk bekerja secara langsung di bawah bimbingan institusi mitra baik di pengadilan, kepolisian, kejaksaan maupun CSO dengan kasus nyata yang ada dimasyarakat.
Sementara itu dalam sambutannya Eric James Graham Putzig BA, JD, selaku Chief of Party the Asia Foundation mengatakan bahwa dukungan dari program E2J ini akan diberikan untuk waktu 4 tahun ke depan, dimana tim E2J akan memfasilitasi beberapa hal yang dirasa perlu untuk membantu Fakultas Hukum UGM dalam mengembangkan Legal Clinic Education. Salah satu program pengembangan tersebut termasuk mendatangkan pengajar dari University of Washington untuk memberikan pengantar CLE kepada para dosen.
“Para dosen tersebut nantinya akan mengajarkan CLE kepada mahasiswa dan mengirimkan satu staf pengajar CLE dari Fakultas Hukum UGM untuk belajar CLE secara langsung di Washington University (Program LLM),â€kata Eric.
Lebih lanjut Eric menjelaskan bahwa Program E2J yang didukung sepenuhnya oleh the Asian Foundation (TAF), University of Washinton dan Partnership serta didanai oleh USAID Indonesia’s Office of Democratic Governance ini pada prinsipnya bertujuan untuk menghasilkan generasi baru yang memiliki pengetahuan, keterampilan, peluang dan insentif untuk dapat melanjutkan karir di sektor pelayanan publik dan untuk memberikan kontribusi terhadap upaya reformasi sektor peradilan (Humas UGM/Satria AN)