YOGYAKARTA- Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Erlangga Prasamya dan Yoga Rossi Widya Utama, baru-baru ini mempresentasikan hasil penelitian mereka pada forum European Student Confrence (ESC) di Charite Universitatmedizin Berlin, Jerman, 21-24 September 2011. Kedua mahasiswa yang tengah menjalani rotasi klinik ini berkesempatan mempresentasikan penelitian yang dilakukan bersama tim dan dosen di Indonesia setelah melalui proses seleksi yang ketat dan bersaing dengan lebih dari 60 negara.
Pada forum tersebut, Erlangga mempresentasikan penelitiannya yang berjudul ‘Effectof Noni (Morinda citrifolia L.) water extract on Frequency of Macrophages Expressing COX-2 Enzymes on CFA (Complete Freund Adjuvant) Induced Rattus Novergicus’. Penelitian di bidang farmakologi ini membahas pengobatan tradisional buah mengkudu pada penyakit reumatoid artritis dengan model tikus. Penelitian dibimbing oleh dr. Setyo Purwono, M.Kes., Sp.PD. dan dr. Ahmad Ghozali, Sp.PA (K) D.Med.Sc.
Sementara itu, Rossi mempresentasikan penelitian berjudul ‘Acute Phase Histocompatibility Test of Gypsum-Carbonate Apatite Mixture in Rat’s Soft Tissue’. Penelitian di bidang histologi ini membahas respon tubuh terhadap bahan substitusi tulang yang berasal dari campuran gipsum-karbonat apatit. Penelitian dibimbing oleh dr. Rina Susilowati, Ph.D., dan drg. Ika Dewi Ana, Ph.D.
Rossi menuturkan ESC merupakan salah satu konferensi biomedis terbesar di dunia yang diselenggarakan setiap tahun dan membahas seputar perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan di seluruh dunia. Peserta beragam, mulai dari ilmuwan, mahasiswa, kandidat doktor, mahasiwa pascasarjana, dokter, perawat, dan profesi lain yang berkaitan dengan penelitian di bidang kesehatan. “Acara ini adalah salah satu konferensi biomedis terbesar di dunia yang membahas perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan di dunia,†kata Rossi, Senin (26/9).
Rossi dan Erlangga mengaku banyak manfaat yang diperoleh dengan keikutsertaan mereka di ESC, antara lain menyebarluaskan penelitian yang telah dilakukan, berlatih mempublikasikan jurnal ilmiah pada event internasional, mendapatkan ilmu dan teknologi terbaru di dunia kesehatan, dan turut memacu kegiatan penelitian oleh mahasiswa Indonesia, khususnya kedokteran. “Kita berharap mudah-mudahan semakin banyak ilmuwan muda Indonesia yang terdorong untuk mempublikasikan& mempresentasikan penelitiannya di kancah internasional,†tambah Erlangga.
Pada tahun ini, ESC mengusung tema ‘Perspectives and Challenges in Regenerative Medicine’. Sesuai dengan temanya, ESC mengundang beberapa pakar di bidang pengobatan regeneratif, di antaranya Paula M. Cannon, Ph.D., ilmuwan pertama yang berhasil mengimunisasi tikus melawan HIV, dan Dr. Gero Hutter, yang berhasil menyembuhkan pasien pengidap HIV. Selain itu, hadir pula Assoc. Prof. Shoichiro Sumi, Ph.D., yang telah berhasil membuat organ pankreas buatan untuk menyembuhkan diabetes mellitus pada tikus. Berikutnya, ada juga Prof. Wolfram Hubertus Zimmermann yang telah berhasil membuat sel jantung yang berfungsi dari stem cell.
Workshop dan kegiatan sosial yang diselenggarakan di sela-sela konferensi juga sangat menarik, mulai dari menyaksikan operasi prostatektomi dengan metode Da Vinci (operasi dengan bantuan robot yang memungkinkan invasi minimal pada pasien), menyaksikan operasi neurosurgery, penjahitan dan pembedahan, pelatihan kepemimpinan dan manajemen waktu, hingga funbike mengelilingi kota Berlin (Humas UGM/Satria AN)