
YOGYAKARTA – Sedikitnya 130 seniman lokal dan mancanegara ambil bagian dalam kegiatan Jogja International Street Performance 2011 yang berlangsung pada 26-28 September. Diawali dengan karnaval jalanan (street carnival) di jalan Persatuan, Bulaksumur, kawasan kampus Universitas Gadjah Mada, Senin (26/9) sore. Seluruh peserta berjalan sejauh 500 meter mempertontonkan atraksi seni penampilan mereka pada masyarakat.
Beberapa seniman asal Indonesia yang tampil di antaranya Memet Chairul Slamet & Gangsadewa, Agung Gunawan, Nadidada, Surya Kencana, Pragina Gong –asal Yogyakarta-, Hanny Herlina asal Jakarta, Ismanto & Gadung Mlathi asal Magelang, Sura Dance asal Bali, Saksak asal Lombok serta sejumlah perwakilan kelompok seni asal daerah-daerah di Yogyakarta.
Adapun kelompok seniman asal mancanegara, diantaranya Kim Daegun asal Korea Selatan, Ronnarong Khampha asal Thailand, Angela Lopez Lara asal Spanyol, Tony Yap Company dan Ida Lawrence asal Australia, Kuam Nam dan Nyoba Kan asal Malaysia, Preethi Atreya Dance asal India serta Alejandro Pino Esteban dan El Pilo Luis Pinaglia asal Chili.
Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM (HMK) Drs. Suryo Baskoro, MS menyatakan bahwa UGM sepenuhnya mendukung kegiatan Jogja International Street Performance yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata Provinsi D.I.Y. Apalagi kegiatan tersebut dilaksankan di kampus UGM. “Gaung kegiatannya diharapkan mampu menjadi sarana promosi pariwisata bagi DIY,†katanya.
Dukungan dari UGM untuk kegiatan tersebut kata Suryo diwujudkan dalam bentuk pemberian ijin penutupan jalan persatuan. Kendati demikian, menurut Suryo, penutupan jalan menyebabkan kendaraan yang datang dari arah jalan kaliurang terpaksa mengalihkan jalur ke jalan kesehatan. Akibatnya terjadi kemacetan pada jam-jam sibuk. “Hari ini terutama pkl 07.00 – 09.00 dan jam-jam sibuk lain terjadi kemacetan pada ruas Jl. Kesehatan (depan RS. Sardjito),†kata Suryo.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang, Suryo mengharapkan panitia mengkomunikasikan agenda kegiatan sejak awal kepada pihak UGM sehingga ada pengaturan lalu lintas kendaraan yang melalui kampus UGM. “Ke depan, kiranya kegiatan-kegiatan yang bagus semacam ini dan yang diselenggarakan di ruas jalan tempat kampus UGM berada dapat dikomunikasikan lebih awal. Dengan demikian publik, khususnya sivitas akademika UGM, dapat mengantisipasi dengan lebih baik,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)