
YOGYAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan, Dr. Fadel Muhammad, mengatakan kementeriannya akan melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan di masyarakat pedesaan dan pulau-pulau kecil. Pasalnya, dari 10.639 desa pesisir, sedikitnya terdapat 7,8 juta jiwa penduduk miskin dan 2,2 juta penduduk sangat miskin. Hal itu disampaikan Fadel Muhammad saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Profil Lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang berlangsung di Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM, Jumat (23/9).
Menurut Fadel, jalur pembangunan sektor kelautan dan perikanan berfokus pada pengentasan kemiskinan, pengembangan wilayah, dan pusat pertumbuhan. Tujuannya ialah menghasilkan lapisan wirausaha tangguh di sektor kelautan dan perikanan serta sentra-sentra ekonomi berbasis kelautan dan perikanan. “Percepatan pengembangan kawasan potensi perikanan perlu dilakukan karena nelayan sulit pada saat musim tidak melaut dan nelayan tidak punya agunan untuk mendapatkan modal usaha,†kata Fadel.
Ditambahkannya bahwa saat ini program kewirausahaan di sektor kelautan dan perikanan terus tumbuh. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan 505 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah menerapkan jaminan mutu dan keamanan pangan. Sebaran UPI yang merata diharapkan mampu menciptakan multiplier effect ekonomi kelautan dan perikanan, terutama dalam menciptakan kesempatan kerja.
Sementara itu, untuk meningkatkan produksi perikanan, KKP akan belajar dari pengalaman China yang berhasil membangun sektor perikanan, yang saat ini menjadi terbesar di dunia. “China hanya perlu lima tahun untuk menjadi penghasil ikan terbesar di dunia,†ujarnya.
Beberapa kebijakan yang dilakukan China adalah penyempurnaan teknik budidaya perikanan sehingga berhasil menaikkan produksi perikanan budidaya sebesar 40 kali lipat pada tahun 2004 daripada tahun 1978. Di samping itu, pertumbuhan budidaya perikanan 42% disumbang oleh kemajuan ilmu pengetahuan perikanan, seperti aquafeeds, breeding, dan pengendalian penyakit. “China juga melakukan diversifikasi budidaya perikanan polikultur, pertanian terpadu, dan budidaya sistem intensif,†tambahnya.
Dalam kesemptan itu, Fadel juga menginformasikan pihaknya tengah melakukan pengembangan Pulau Morotai, Maluku Utara, sebagai kawasan industri perikanan dan wisata bahari. Pengembangan Morotai bekerja sama dengan Taiwan. Realisasi kerja sama Indonesia-Taiwan telah ditandatangani Minute of Meeting oleh Kepala Indonesian Economic and Trande Office (IETO) dan Taipei Economi and Trade Office (TETO). “Kita mendorong pemda untuk mempercepat usulan penetapan Morotai sebagai kawasan ekonomi khusus,†ujarnya.
Bersamaan dengan kegiatan seminar tersebut, Fadel Muhammad juga menyerahkan bantuan bibit ikan lele sebanyak 100.000 ekor kepada tiga kelompok tani hunian sementara (huntara) Kuwang. Penyerahan bibit dilakukan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan kepada dua orang perwakilan kelompok tani, disaksikan Ketua Magister Pengelolaan Lingkungan UGM, Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S. (Humas UGM/Gusti Grehenson)