Peluang mendapatkan beasiswa untuk studi semakin terbuka buat siapa saja. Ia diberikan tidak melulu pada dosen atau calon dosen, namun bisa pula masyarakat umum asalkan mereka memiliki keunggulan. “Kalau dosen atau calon dosen mendapat beasiswa wajar, sebab mereka memang dianggarkan dananya,” ujar Musa Yosep, S.IP., M.Ak, di UC UGM, Kamis (29/9).
Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretarisat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional RI mengatakan hal itu saat berlangsung Workshop “Peningkatan kapasitas dan Evaluasi Akademik Mahasiswa Penerimaan Program Beasiswa Unggulan Tingkat Sarjana, Magister, dan Doktor”. Dikatakannya program Beasiswa Unggulan tingkat Sarjana, Magister, dan Doktor terus mengalami peningkatan. Bila di tahun 2009 jumlah Beasiswa Unggulan masih terbatas, maka di tahun 2010 jumlah tersebut mengalami banyak peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun sebaran perguruan tinggi. “Sehingga tidak mengherankan banyak PTS merasakan beasiswa ini,” katanya.
Dalam workshop yang digelar Fakultas Teknik UGM bekerjasama dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretaris Jendral, Kemendiknas, ini Musa Yosep lebih detail mengungkapkan alokasi anggaran beasiswa unggulan pada tahun 2011 sebesar 127 miliar rupiah. Jumlah inipun bertambah menjadi 160 miliar rupiah, manakala di pertengahan tahun anggaran mendapat penambahan 32 miliar rupiah. “Ketersediaan anggaran ini tentu cukup untuk mengundang 4000 mahasiswa yang akan masuk,” paparnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik FT UGM, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D menyatakan workshop digelar sebagai upaya evaluasi terhadap program kerja bidang akademik yang telah terlaksana selama ini. Ia berharap kegiatan ini sebagai refleksi atas berbagai capaian program beasiswa unggulan. “Sehingga apa yang di cita-citakan Departemen Pendidikan Nasional dan lembaga terkait dapat terwujud,” tuturnya.
Dengan evaluasi, katanya, tentu akan bisa diketahui berbagai kendala ataupun peluang-peluang lain sehingga mampu meningkatkan program beasiswa unggulan. Disamping itu mampu menentukan berbagai langkah kedepan yang bisa memenuhi para pemangku kepentingan. “Skeme beasiswa ini memang mendukung studi S1, S2 dan S3. Data lima tahun terakhir program beasiswa unggulan ini menunjukkan capaian yang positif,” tambahnya.
Sebanyak 60 peserta hadir dalam workshop yang berlangsung selama dua hari, 29-30 September 2011. Mereka adalah delegasi berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, antara lain UI, UGM, Universitas Negeri Malang, Universitas Diponegoro, UNY, ITB, ITS, Politeknik Negeri Manufaktur Bandung dan Politeknik TEDC Bandung. Materi workshop disampaikan Dr.-ing. Ir. Agus Maryono (UGM), Dr.rer.nat. Ir. Lilik Eko Widodo, MS (ITB), Dr. Ir. Muhammad Asvial, M.Eng (UI), Prof. Dr. Ir. Sumarsono, MS (Undip) dan Mohamad Hariadi, S.T, M.Sc., Ph.D (ITS). Sementara itu selama workshop berlangsung dipaparkan pula materi tentang tracer study program beasiswa unggulan dari UI, UGM, Undip, ITB dan ITS.
Bersamaan dengan itu diselenggarakan pula diskusi panel dengan topik “Collaboration in Education and Research and Service in Asean Region, Indonesian Strategy in Improving of Network and Cooperation”, dengan panelis Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto (Direktur SEAMEO/SEAMOLEC) dan Dr. AB Susanto, M.Sc (Koordinator Program Beasiswa Unggulan, BPKLN, Kementerian Pendidikan Nasional).
Dengan workshop “Peningkatan Kapasitas dan Evaluasi Akademik Mahasiswa Penerima Program Beasiswa Unggulan Tingkat Sarjana, Magister, dan Doktor” diharapkan dapat menjadi wadah untuk saling berbagi pengalaman serta evaluasi kegiatan akademik program beasiswa ungulan. Selain itu diharapkan mampu meningkatkan kerjasama antar perguruan tinggi di luar negeri sehingga terbentuk suatu “Beasiswa Unggulan Network”. (Humas UGM/ Agung)