YOGYAKARTA – Mantan Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Muhammad Jusuf Kalla, menegaskan bangsa Indonesia dapat maju dan mengejar ketinggalannya dari bangsa lain tidak cukup dengan modal semangat, tetapi juga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Semangat saja tidak cukup tanpa ilmu dan teknologi. Sama halnya jika bangsa ini tidak mau lagi impor beras dan ingin mandiri, ya harus semangat dan (punya) itikad disertai ilmu dan teknologi,†kata Jusuf Kalla usai menandatangani nota kesepahaman antara PMI dan UGM di Sekolah Pascasarjana, Rabu (12/10).
Kerja sama yang dijalin meliputi bidang kemanusiaan, kebencanaan, dan perdamaian.
Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla menyampaikan penghargaan atas kerja sama yang telah terbangun antara PMI dan UGM. Menurut JK, demikian ia akrab disapa, kerja sama dengan UGM diharapkan dapat membantu PMI memenuhi ketersediaan kebutuhan kantong darah di berbagai daerah. Sehubungan dengan potensi bencana yang dapat datang sewaktu-waktu. “Indonesia banyak wilayah yang potensi bencana. Bencana alam dan bencana manusia, tapi lebih banyak orang meninggal karena bencana manusia,†imbuhnya.
Untuk dapat hidup di daerah yang berpotensi terkena bencana dengan cara membiasakan diri untuk selalu hidup waspada. “Kita bisa hidup dengan pelajari bencana dengan sebaik-baiknya,†kata JK.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menyambut baik atas kerja sama UGM dan PMI. Menurutnya, kerja sama tersebut tidak terlepas dari peran Jusuf Kalla yang membuka kran kerja sama sejak lama, bahkan saat JK masih menjabat sebagai menteri. “Penghargaan luar biasa buat beliau. Selalu memberi inspirasi, terutama bagi mahasiswa sebagai penerus bangsa,†tuturnya. Nilai-nilai keberanian dan semangat yang ditunjukkan JK dalam berbagai aktivitas kemanusiaan dan perdamaian, menurut Rektor, setidaknya dapat menginspirasi civitas academica UGM untuk melakukan hal yang sama.
Ketua Disaster Response Unit (DERU) UGM, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc., menuturkan kerja sama dengan PMI tidak hanya dalam penyediaan kantong darah, tetapi juga bantuan yang diberikan PMI dalam pembangunan kantor DERU UGM. “Gedung enam lantai ini dibangun di sekitar Bundaran UGM. Biaya pembangunan sebesar 9 miliar rupiah dibiayai sepenuhnya oleh PMI,†katanya.
Selain melaksanakan penandatanganan MoU dengan Rektor, di kampus UGM, JK menghadiri tiga undangan sekaligus. Sebelumnya, ia meluncurkan Direktori Donor Darah di Fakultas Kedokteran. Fasilitas ini nantinya akan dikoneksikan dengan sistem direktori donor darah nasional. Agenda selanjutnya, JK didaulat menjadi pembicara dalam seminar mewujudkan perdamaian lewat diplomasi kemanusiaan, yang diselenggarakan di Sekolah Pascasarjana UGM. (Humas UGM/Gusti Grehenson)