YOGYAKARTA – Jogjakarta potensial untuk menjadi kota industri berbasis riset. Hal itu selaras dengan gagasan Jogjakarta Incorporated yang muncul sejak ditandatanganinya Kerjasama Segitiga KADIN DIY, Pemda DIY dan UGM tahun 1987. Ide tersebut muncul dari Sri Sultan HB IX. Namun untuk sampai saat ini, implementasinya masih jauh dari harapan yang diinginkan dan masih menjadi wacana di berbagai kalangan dan kelompok baik di Industri dan kalangan usaha, pemerintah maupun komunitas masyarakat.
Demikian beberapa hal yang mengemuka dalam talkshow “Jogjakarta Incorporated†dalam rangka Research week UGM 2011, di ruang auditorium Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, Rabu (12/10). Talk Show ini dibuka oleh Ketua LPPM UGM, Prof. Dr. Techn-. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., menghadirkan 3 narasumber Ir. Ketua Dewan Riset Daerah DIY Bayudono, M.Sc. Peneliti UGM, Dr. Suyitno, ST., M.Sc, Ketua Jogja Investment Forum KGPH Hadiwinoto, dengan moderator Dr.Eng. Yusril Yusuf, M.Eng.
Bayudono mengatakan gagasan Jogjakarta incorporated atau Jogja Inc merupakan semangat bersama untuk membangun Jogjakarta sebagai revitalisasi semangat ‘saiyeg saeko kapti’. Konsep tersebut meliputi kerjasama tiga pilar antara akademisi, bisnis dan pemerintah dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. “Ide ini diilhami dari konsep Japan Incorporated,†katanya.
Namun demikian, imbuhnya, konsep Jogja inc. berbeda dengan Japan inc. yang menitikberatkan peran pemerintah dalam mendukung kalangan bisnis. Sementara dalam Jogja inc justru melibatkannya kalangan akademisi secara aktif.
Dia menambahkan Jogjakarta berpeluang dalam pengembangan sebagai kota bisnis. Pasalnya Jogjakarta adalah propinsi yang paling stabil secara politis di Indonesia, dan tersedainya tranportasi dan konektivitas komunikasi antar daerah dan bahkan ke negara lain. Selain itu, juga ditopang oleh masyarakat intelektual, ketersediaan tenaga kerja pekerja terampil, biaya produksi rendah dan upah buruh yang kompetitif, adanya akses dan infrastruktur untuk mendukung setiap proyek investasi serta rasio melek komputer tertinggi di Indonesia.
Peneliti UGM Dr. Suyitno, menuturkan UGM sebagai bagian dari DIY juga mempunyai tekad untuk mewujudkan terbentuknya Jogjakarta Incorporated ini, banyak hasil-hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti di UGM layak untuk dikomersialisasikan dan bisa menjadi salah satu pendorong dalam mewujudkan Jogjakarta Incorprated dalam bidang pengembangan teknologi dan rekayasa sehingga daya saing industri dapat meningkat.
Kepada wartawan, ketua Panitia Talk Show Jogjakarta Incorporated, Dr. Mohammad Affan, FF., S.TP., M.Agr. mengatakan bahwa acara ini mencoba Memberikan usulan kepada pemangku kepentingan untuk mewujudkan Jogjakarta Incorporated dan mensinergikan komponen Universitas-Pemerintah-Industri dan Masyarakat untuk mewujudkan Jogjakarta Incorporated. Salah satunya memanfaatkan hasil penelitian universitas yang berupa produk, teknologi atau metode yang menghasilkan inovasi untuk dikembangkan dengan memanfaatkan potensi kekayaan alam. “Tujuan akhirnya, meningkatkan daya saing Daerah Istimewa Jogjakarta sebagai sebuah entitas bisnis yang mempunyai karakter budaya yang kuat,†kata Affan.
Sekretaris Panitia, M. Agung Bramantya, ST., MT., M.Eng., Ph.D., menambahkan bahwa acara dengan format setengah hari ini berusaha mencairkan kebekuan antara Perguruan Tinggi dan Industri, serta peran Pemerintah demi terwujudnya “industri berbasis riset†yang tak hanya berlandaskan sumber daya alam yang makin terbatas, namun juga bertitik tolak dari SDM yang mumpuni. (Humas UGM/Gusti Grehenson)