• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menhut: Produksi Hutan Tanaman Capai 30 Juta Kubik

Menhut: Produksi Hutan Tanaman Capai 30 Juta Kubik

  • 16 Oktober 2011, 17:42 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 6456
Menhut: Produksi Hutan Tanaman Capai 30 Juta Kubik

GUNUNG KIDUL – Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Ir. Zulkifli Hasan, mengatakan pemerintah akan mendorong produksi hutan tanaman dalam pengelolaan hutan produksi, sekaligus untuk mengurangi ancaman gangguan kerusakan habitat hutan alam dan ketergantungan pada hasil kayu hutan alam. Ia menyebutkan tahun ini produksi hutan Indonesia baru mencapai 50 juta kubik per tahun dan sekitar 60% di antaranya berasal dari hutan tanaman. “China sudah berhasil memproduksi hutan tanaman 150 juta kubik per tahun. Kalau kita serius, dalam 20 tahun serius dan sungguh-sungguh bisa lebih dari itu,” kata Menhut di sela-sela peresmian Hutan Wanagama sebagai pusat unggulan rehabilitasi hutan. Acara berlangsung di Hutan Wanagama, Gunung Kidul, Sabtu (15/10).

Untuk meningkatkan produksi hutan, Kemenhut akan menggandeng perguruan tinggi guna membantu mengaplikasikan teknologi untuk budidaya hutan tanaman, seperti kayu sangon, mahoni, dan meranti. Menurut Menhut, kemampuan poduksi hutan tanaman mencapai 10-18 kali lipat dibandingkan dengan hutan alam. Dengan demikian, dibutuhkan 10 juta hektar lahan saja untuk luas pengembangan hutan tanaman. Sayang, para pemilik HPH belum secara optimal memanfaatkan hutan tanaman. “Kini memperketat izin untuk menebang pohon,” katanya.

Program produksi hutan tanaman ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. “Ada 38 ribu desa yang tinggal dekat kawasan hutan,” katanya.

Khusus untuk meningkatkan produksi hutan tanaman dan rehabilitasi hutan, Menhut akan meminta daerah dan para pemegang HPH untuk menimba pengalaman dari pengelola Hutan Wanagama yang sejak tahun 1964 berhasil melakukan rehabilitasi hutan di Gunung Kidul. “Kalau Korea berhasil menghijaukan negaranya, tapi kita baru berhasil hijaukan Wanagama,” imbuhnya.

Menjawab pertanyaan wartawan sehubungan dengan adanya pemindahan patok perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia yang dilakukan warga di Kalimantan, Menhut mengatakan hal itu disebabkan oleh faktor kesejahteraan. “Alasan ekonomi yang membuat warga kita memindahkan patok,” katanya.

Untuk meningkatkan ekonomi warga yang tinggal di wilayah perbatasan, pemerintah telah mendirikan badan khusus yang mengurusinya. “Kita optimis 10-15 tahun ekonomi kita lebih baik lagi dari Malaysia,” imbuhnya.

Diakui Menhut, pemindahan patok perbatasan ini hanya terjadi di Kalimantan. Di Papua dan NTT tidak terjadi hal serupa. Pasalnya, ekonomi warga Indonesia yang tinggal di perbatasan tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Timor-Timor dan Papua Nugini.

Dekan Fakultas Kehutanan (FKT) UGM, Prof. Dr. Ir Moch Nai’em, menuturkan dengan diresmikan Wanagama sebagai percontohan pusat unggulan rehabilitasi hutan diharapkan mampu mendorong para rimbawan alumni UGM untuk menerapkan upaya serupa di daerah. “Semoga bisa memotivasi warga alumni yang tersebar di seluruh Indonesia, bisa bekerja lebih baik lagi di masa mendatang,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Transtoto: Pemerintah Kurang Berikan Kepastian Usaha Pengembangan Hutan Tanaman

    Tuesday,28 September 2010 - 16:30
  • Pemerintah Dorong Pemakaian Benih Unggul Dalam Pengembangan Hutan Tanaman

    Thursday,28 August 2014 - 15:12
  • Teknik Silin, Rehabilitasi Hutan Bekas Tebangan

    Monday,17 December 2012 - 12:59
  • Jokowi Tinjau Sistem Pertanian Terpadu di Areal Hutan Blora

    Monday,09 March 2015 - 9:27
  • EVALUASI RENTE EKONOMI HASIL HUTAN KAYU DI INDONESIA

    Wednesday,21 September 2005 - 15:34

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual