Tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI) yang sebagian besar akibat perdarahan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sebagai negara berkembang Indonesia menempatkan permasalahan kesehatan ini menjadi salah satu titik perhatian utama. Untuk itu dalam rangka pencapaian program MDGs, penurunan AKI menjadi prioritas yang harus dilakukan. “Salah satu upaya mendukung penurunan AKI ini, adalah dengan penyediaan darah yang aman (Safe Blood) untuk transfusi,” papar dr. Ova Emilia, M.M.Ed., Ph.D, Sp.OG saat Launching Gerakan Direktori Donor Darah di Fakultas Kedokteran UGM belum lama ini.
Ova Emilia menjelaskan tranfusi darah mencakup pemberian darah utuh ataupun salah satu/ lebih komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien), dan tindakan transfusi darah ini merupakan salah satu terapi penunjang yang penting dalam manajemen pasien yang dirawat di rumah sakit. “Di Yogyakarta saja, jumlah kebutuhan darah berkisar 4.500 sampai 5.000 kantong perbulan,” ujarnya di Auditorium FK UGM.
Selaku Ketua Tim Doroh Darah, Ova Emilia menerangkan darah yang aman dapat diperoleh dari donor yang bersifat voluntary non-remunerated dan dari populasi dengan resiko rendah atau disebut donor sukarela. Untuk itu dalam Direktori Donor Darah berisi data-data para pendonor darah, yang berasal dari sivitas akademika FK UGM dan RSUP Dr Sardjito. Program yang dikelola oleh FK UGM, ini mampu menampilkan data yang dapat diakses umum melalui website. Dengan demikian jumlah pendonor yang relatif terbatas dapat diakses oleh Palang Merah Indonesia/ Rumah Sakit di wilayah DIY, untuk dapat diminta mendonorkan darah secara sukarela secara reguler sesuai jadwal maupun pada keadaan yang bersifat insidental.
“Data-data ini pada dasarnya berisi identitas pendonor, golongan darah, data donasi yang dilakukan, data statistik kebutuhan darah, jumlah dan karakteristik donor, jumlah dan jenis donasi, hasil skrining, tempat donasi dan informasi tentang donor darah,” ungkapnya.
Dihadapan Ketua PMI, Jusuf Kalla yang hadir dalam launching, Ova bertutur bila data senantiasa akan di-update secara reguler oleh petugas administrasi direktori donor darah. Dengan begitu pengelola direktori dapat berkomunikasi dengan para pendonor melalui telpon, SMS, email dan sebaliknya. “Pengelola Direktori nantinya akan memberikan ucapan terimakasih kepada pendonor seusai donor darah. Ucapan selamat ulangtahun, menyampaikan info seputar donor darah serta mengingatkan tentang jadwal donor berikutnya,” tuturnya.
Dengan Direktori Donor Darah diharapkan menjadi jejaring dengan PMI, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit di DIY. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh kalangan sivitas akademika FK UGM dan hospitalia RSUP Dr. Sardjito (karyawan/ staf/ mahasiswa tiap Prodi, karyawan dan staff dari berbagai unit/bagian,staf medis/non medis RSUP dr. Sardjito, residen ). Untuk sementara target pendonor aktif yang bisa dikelola oleh direktori Donor Darah minimal 1.500 orang, dan direncanakan diperluas sesuai situasi.
Disamping meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang donor darah, program Direktori Donor Darah mampu meningkatkan kepedulian sosial sivitas akademika FK UGM dan menggugah kesediaan orang untuk menjadi donor darah. “Karenanya selain acara launching Direktori Donor Darah digelar pula Charity Concert dengan menampilkan Afgan menjadi bintang tamu,” imbuhnya.
Tampak hadir dalam launching Dekan FK UGM-Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D dan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D serta 50 pendonor darah. (Humas UGM/ Agung)