Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI Prof Dr Bambang Sudibyo MBA beserta rombongan, sabtu (19/7) melakukan kunjungan ke lokasi Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM Eksploitasi Air Gua Plawan Dengan Energi Terbarukan, di Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, sekaligus meresmikan program ini sebagai KKN-PPM Percontohan di Indonesia.
â€Program KKN-PPM Eksploitasi Air Gua Plawan Dengan Energi Terbarukan ini dijadikan percontohan karena dinilai mampu mengintegrasikan konsep pembangunan fisik dan instalasi sistem sosial,†jelas Mendiknas Bambang Sudibyo, usai meresmikan program ekploitasi Goa Plawan sebagai KKN-PPM Percontohan di Indonesia, di Giricahyo Gunung Kidul.
Menurut Mendiknas, pembangunan fisik diwujudkan dalam bentuk pembangunan instalasi pengangkatan air bersih yang menggunakan energi terbarukan dengan Pompa Air Tenaga Surya (PATS) sedangkan pembangunan sistem sosial ditandai dengan pembentukan organisasi pengelola air berbasis masyarakat.
Diakui oleh Dr Faisal Fathani, salah satu tim ahli eksploitasi Goa plawan, Instalasi pengangkatan air di goa Plawan menggunakan tenaga surya merupakan yang terbesar di Indonesia dimana terdiri dari 240 panel sel surya (Solar Cell) dengan teknologi solar tracker yang dapat mengikuti gerak matahari dengan asumsi selama delapan jam bekerja setiap harinya yang kemudian ditampung di reservoir dengan kapasitas air sebesar 50 meter kubik.
â€Instalasi PATS ini merupakan sistem sekunder pendukung sistem Generator Set yang lebih dahulu beroperasi dan dapat menyuplai air dengan debit 4 liter/detik, dengan penduduk desa Giricahyo yang berjumlah sekitar 4000 jiwa dengan asumsi 1000 jiwa adalah 1 liter/detik, maka sistem tersebut mampu mendistribusikan ke semua dusun yang ada di Desa Giricahyo,†kata Fathani dalam presentasinya.
Sementara instalasi sistem sosial dalam program ini, tambah Fathani, berusaha menjembatani aspirasi masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih dengan cara membentuk organisasi pengelola air bersih tingkat desa yang bernama Organisasi Kelola Air Mandiri (OKAM).
â€Kedepannya organisasi ini akan berfungsi seperti PDAM. Untuk menjamin keberlanjutannya, Tim KKN-PPM telah melakukan serangkaian On the Job Training kepaugm.ac.id/da OKAM mulai dari hal yang bersifat hard skills sampai soft skills. Ke depannya, program pengangkatan air yang dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutannya dapat terus eksis dengan OKAM sebagai yang bertugas sebagai pengelola,†ungkapnya.
Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan dan SDM UGM Prof Dr Ainun Naim dalam pidato sambutannya mewakili Rektor UGM yang berhalangan hadir mengatakan, program KKN-PPM di Goa Plawan ini telah diinisiasi sejak tahun 2005 dan kemudian diaplikasikan melalui kegiatan KKN-PPM secara bertahap.
â€Setiap tahap dalam kegiatan KKN-PPM mempunyai program tersendiri yang menghasilkan output dalam setiap akhir kegiatannya guna mendukung penyempurnaan instalasi fisik yang terbangun serta secara bertahap mensosialisasikan dan memberdayakan masyarakat desa Giricahyo untuk berperan aktif dalam menjaga prasarana yang terbangun,†jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Prof Dr Retno S Sudibyo melaporkan sampai saat ini Tim KKN-PPM Goa Plawan sudah melaksanakan lima kali tahap KKN-PPM yang dimulai sejak pertengahan tahun 2006.
â€Lamanya proses inisiasi selama program ini dilaksanakan dikarenakan adanya kendala teknis pendanaan dan proses sosialisasi untuk memahamkan dan mengimplementasikan konsep kemandirian kepada masyarakat lokal,â€jelasnya.
Menurut Retno, karya mahasiswa KKN-PPM UGM ini dapat terwujud karena adanya sinergi antara UGM dengan Masyarakat, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, BAPPEDA dan Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul, Dinas Kehutanan Gunungkidul, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum Prov. DIY, SATKER Pengembangan Air Minum Prov. DIY, Dinas Kehutanan Prov. DIY, Pemerintah Pusat, Departemen Pekerjaan Umum.
Wakil Bupati Gunung Kidul Hj Fadilah S.Sos mengakui keberadaan air bersih di Gunungkidul merupakan persoalan yang belum terpecahkan terutama di daerah Gunung Kidul bagian selatan.
â€Di setiap musim kemarau, puluhan ibu-ibu sibuk membeli drop air dari tanki-tanki, sementara di musim penghujan mereka sibuk menampung air,†jelasnya.
Adapun usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul saat ini diantaranya menyalurkan kebutuhan air bersih melalui PDAM dengan membangun 32.380 saluran pipa sambungan ke rumah-rumah. Pelayanan dan penyediaan air bersih swadaya mandiri, membuat bak penampungan masing-masing berkapasitas 15 meter kubik, melakukan pengiriman air dengan menggunakan tanki mobil serta melakukan penghijauan di daerah lahan tandus dan kritis. (Humas UGM/Gusti Grehenson)