YOGYAKARTA – Menteri Kesehatan RI, Endang Rahayu Sedyaningsih, mengatakan pemerintah sulit untuk mencapai salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) 2015, yakni menurunkan angka kematian ibu rata-rata 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Pasalnya, masih sulit para ibu untuk mendapat akses pelayanan kesehatan akibat faktor geografis dan budaya. “Indikator MDGs yang sulit dicapai adalah menurunkan angka kematian ibu, bukan hanya di Indonesia, tapi semua negara di dunia. Kita berupaya melakukan mendekatkan akses pelayanan kesehatan bagi ibu yang membutuhkan,†kata Endang usai menjadi pembicara kunci The 6th Asia Pasific Conference on Reproductive Health and Right di Grha Sabha Pramana, Jumat (21/10).
Menurut Menkes, empat faktor yang menyebabkan terjadinya kematian ibu, yakni terlalu tua saat hamil, terlalu muda untuk hamil, terlalu sering hamil, dan terlalu dekat jarak kehamilan. “Jika keempat ini bisa diperbaiki, maka angka kematian ibu bisa diturunkan,†imbuhnya.
Salah satu upaya yang tengah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan adalah mengampanyekan pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan siswa SD hingga SMA. “Menanamkan norma dan budaya bahwa menikah itu idealnya ditunda hingga usia 24-25 tahun. Sekarang, 20-30 persen perempuan Indonesia menikah di bawah usia 20 tahun, terlalu muda,†katanya.
Di samping itu, akses pelayanan kesehatan juga menjadi kendala utama dalam menurunkan angka kematian ibu di daerah-daerah terpencil. Kendati begitu, meski sudah tersedia fasilitas pelayanan kesehatan, tidak serta merta menjadikan para ibu menggunakannya. “Bisa jadi tidak punya akses pelayanan kesehatan. Mungkin karena tidak ada. Mungkin ada, tapi terlalu jauh. Mungkin dekat, tapi tidak biasa pergi ke bidan, tapi malah ke dukun,†ujarnya.
Dalam pidato kuncinya, Menkes menuturkan Kementerian Kesehatan telah mengenalkan beberapa program untuk meningkatkan kesehatan ibu, seperti meningkatkan peran suami dalam perawatan kesehatan ibu, program kesehatan gender responsif, dan mengenalkan skema bantuan sosial yang disebut program jampersal. “Program ini memberikan pelayanan persalinan gratis, pemberian perawatan di fasilitas kesehatan, perawatan pasca persalinan, dan pasca pengiriman layanan keluarga berencana bagi semua ibu hamil yang tidak tercakup oleh asuransi kesehatan,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)