YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mewisuda 1.333 lulusan program pascasarjana, yang terdiri atas 1.253 master, 49 spesialis, dan 31 doktor. Waktu studi tersingkat jenjang S-2 diraih oleh Yenny Erlina dari Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yakni 1 tahun 4 bulan, sedangkan untuk jenjang spesialis diraih Hasanah Mumpuni dari Prodi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran, yakni 1 tahun 2 bulan. Sementara itu, untuk jenjang S-3 kali ini diraih oleh Kazan Gunawan dari Prodi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, dengan lama studi 2 tahun. Lulusan S-2 termuda periode ini ialah Ricky Aditya dari Prodi Matematika, FMIPA, yang berhasil menjadi master pada usia 22 tahun 2 bulan.
Jumlah wisudawan S-2 reguler yang berpredikat cumlaude pada wisuda kali ini adalah 275 orang atau 21,95% dari semua lulusan S-2, sedangkan wisudawan S-3 cumlaude 14 orang atau 45,16% dari lulusan S-3. Indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi untuk jenjang S-2 diraih oleh Ahmad Rafiq Mohammad Abu Arrah dari Prodi Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis, Fakultas Kedokteran, yang lulus dengan IPK 4. Berikutnya, peraih IPK tertinggi jenjang spesialis ialah Shirley Indrajaya dari Prodi Ilmu Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, yang lulus dengan IPK 3,94. Untuk jenjang S-3, IPK tertinggi diraih Ratna Sulistiyanti dari Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, dengan IPK 4.
Dalam sambutannya, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., mengatakan UGM terus meningkatkan berbagai inovasi bidang pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk menjadi kampus yang semakin dikenal di dunia dalam mendarmabaktikan diri untuk bangsa dan kemanusiaan. Hal itu diwujudkan dengan didirikannya berbagai pusat kajian dan pusat-pusat inovasi berbagai program unggulan tingkat dunia. â€Untuk menjadi pusat unggulan dunia, peran alumni sangat besar. Saya mengharapkan agar wisudawan ke depan mampu mendarmabaktikan kemampuan dan potensi Anda di tempat kerja masing-masing,†katanya.
Dengan menjadi pusat unggulan dunia, kerja sama sinergis antara segenap alumni dan civitas academica akan mampu mewujudkan visi UGM untuk memberikan pengabdian yang optimal bagi kepentingan dan kemakmuran bangsa. “Saya yakin, lulusan UGM di kemudian hari akan memegang peran yang sangat diharapkan oleh bangsa ini dan bisa melakukannya,†tambahnya.
Untuk meningkatkan kualitas kemajuan bangsa, Rektor juga meminta seluruh alumni UGM untuk menjadi pelopor kemajuan dengan menjadi pemimpin dan menduduki simpul-simpul pembuat keputusan. “Tidak ada jalan lain kecuali mengikuti langkah utama yang sudah dilakukan negara maju. Mereka melihat Indonesia sebagai sebuah peluang. Bagi kita juga melihat mereka sebagai peluang, bukan sebagai ancaman. Kita harus ber-network. Alumni UGM harus tersebar di semua lini, untuk menjadi pemimpin di semua lini,†tuturnya.
Marrisa Haque Diwisuda
Artis dan sekaligus politisi, Marissa Grace Haque, merupakan salah satu dari 1.333 lulusan UGM yang diwisuda pada periode ini. Perempuan kelahiran Balikpapan, Kaltim, 49 tahun lalu ini menyandang gelar Master of Business Administration (MBA) dari Prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Dalam upacara prosesi wisuda, istri Ahmad Zulfikar Fawzi ini didaulat untuk membacakan sumpah Panca Prasetia Alumni. “Saya terharu sekali, terima kasih UGM,†kata Marissa kepada wartawan yang menemuinya.
Marissa diwisuda setelah berhasil mempertahankan tesisnya yang berjudul ‘Analisis Strategi Lembaga Keuangan Mikro Syariah Non-Bank: Studi pada BMT Beringharjo, Yogyakarta’, dengan pembimbing Prof. Basu Swastha Dharmanesta, M.B.A., Ph.D. dan Dr. Fahmi Radhi, M.B.A. (Humas UGM/Gusti Grehenson)