• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Perempuan Pedesaan Minim Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Perempuan Pedesaan Minim Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

  • 31 Oktober 2011, 10:07 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7454
Perempuan Pedesaan Minim Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

YOGYAKARTA – Perempuan di pedesaan belum sepenuhnya mengetahui tentang organ reproduksi, fungsi, dan sistem kerjanya. Pengetahuan mereka kerap dipengaruhi oleh mitos. Mitos tersebut diyakini sebagai sebuah kebenaran, tidak hanya terkait dengan kesehatan reproduksi, tetapi juga nilai-nilai perempuan dalam menjalankan peran sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Hal itu dikemukakan oleh peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, Dra. Budi Wahyuni, M.M., M.A., dalam pemaparan hasil penelitian tentang peran perempuan pedesaan dalam hubungan relasi kuasa dalam rumah tangga di Desa Burat, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pernyataan tersebut disampaikan dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran, Sabtu (29/10). Bertindak selaku promotor Prof. dr. Mohammad Hakimi, Sp.OG (K)., Ph.D., dan kopromotor, Prof. dr. Djaswadi Dasuki, Sp.OG (K), M.P.H., Ph.D., dan Dr. Anna Marrie Wati.

Di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Budi Wahyuni mengatakan baik laki-laki maupun perempuan sudah seharusnya terlibat dalam proses produksi kesehatan reproduksi, terlebih untuk suami. Namun, kesadaran bersama ini jarang ditemui dalam rumah tangga. Sebaliknya, perempuan dibebani dengan labeling yang berlebihan.

Pada gilirannya, hak kesehatan reproduksi semata-mata dibebankan kepada perempuan, sementara suami lepas dari persoalan yang dihadapi perempuan dalam rumah tangganya. “Parahnya, hal ini dianggap sebuah keniscayaan dan budaya melanggengkan situasi ini,” katanya.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 23 Mei 1958 ini menambahkan dalam perlindungan dan jaminan keselamatan organ reproduksi dan hak dalam hubungan seks, perempuan belum cukup diperhatikan dan cenderung diremehkan. Bahkan, kebanyakan perempuan tidak tahu sama sekali mengenai penyakit-penyakit menular seksual, termasuk juga dalam hubungan seks yang hanya berorientasi pada kepuasaan suami semata. “Akibatnya, peran laki-laki sangat minim dalam produksi kesehatan reproduksi bahkan menempatkan perempuan pada posisi yang terbebani dan terancam,” tuturnya.

Sementara itu, ketimpangan relasi kuasa suami-istri lebih disebabkan karena kontruksi klasik yang menjadi mainstream pemahaman, baik laki-laki maupun perempuan, bahwa laki-laki adalah kepala keluarga. Konstruksi tersebut dipelihara dan disebarluaskan melalui forum dan aktifitas sosial.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menentukan produksi kesehatan reproduksi, di samping nilai dan relasi kuasa yang ada di rumah tangga. Oleh karena itu, peningkatan informasi kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual perlu ditingkatkan dan diberikan sedini mungkin. Selain itu, perempuan perlu mengakses sumber-sumber informasi tentang seksualitas tanpa mengabaikan sisi kesehatan reproduksinya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Hak Reproduksi Difabel Kurang Perhatian

    Wednesday,16 January 2013 - 10:56
  • Pengaruh Pendidikan Terhadap Perilaku Ekonomi Perempuan

    Monday,16 April 2007 - 13:59
  • Tetap Sehat Dengan Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi

    Thursday,13 January 2022 - 14:36
  • Era JKN, Bidan Praktik Kehilangan Banyak Pasien

    Friday,29 November 2019 - 14:58
  • Perubahan Pola Pikir Tentukan Derajat Kesehatan Perempuan

    Monday,13 October 2008 - 14:51

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual