Yogya, KU
Universitas Gadjah Mada ingin menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat dan dengan dijiwai pancasila mempu mengabdi pada kepentingan dan kemakmuran bangsa.
Demikian visi UGM 2008-2012 yang disampaikan oleh Wakil Rektor P3M UGM Prof Dr Retno S Sudibyo, MSc, Apt saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar ‘Pengembangan Program Internasional di Lingkungan UGM’, Rabu (28/11) di Ruang Sidang LPPM Gedung Pusat UGM.
Menurut Retno, ada tiga hal yang mesti dilakukan secara berbarengan oleh UGM untuk memenuhi visi tersebut, diantaranya menjadikan UGM sebagai universitas riset, sebagai kampus yang otonom, dan mampu bertaraf kelas dunia.
“Meskipun ini pilihan, tapi ini adalah sebuah keharusan,†ujarnya.
Selain itu, dirinya menambahkan ada dua misi khusus yang akan diemban UGM dalam lima tahun kedepan yakni menjadi universitas riset kelas dunia beridentitas kerakyatan dan berakar pada sosiokultural Indonesia. Kedua, menuntaskan transisi UGM menjadi PT BHMN.
“Jika ingin menjadi universitas berkelas dunia, maka taraf scientific kita harus setaraf dengan kelas dunia juga,†tegasnya.
Retno mengemukakan beberapa indikator penting yang menjadikan UGM sebagai universitas riset, diantaranya setengah dari staf dosen UGM sudah bergelar doktor, memberikan pendidikan doktor di semua jenjang program studi, menghasilkan 50 doktor per tahun dan dana penelitian yang dikeluarkan sebesar 40 juta dollar pertahun.
“Besaran dana riset minimal 30 persen dari total anggaran tahunan UGM,†ujarnya.
Sementara Kepala Kantor Urusan Internasional UGM Daniar Rahmawati Natakusumah, SH., LLM dalam sambutannya mengemukakan bahwa perlu ditambahkannya pendirian program-progran studi internasional baru di lingkungan UGM sehingga bisa bersinergi melakukan percepatan menuju UGM menjadi world class university.
“Akhir-akhir ini UGM sedang gencar-gencarnya mendengungkan internasionalisasi menuju world class university, maka program-progran yang terkait internasionalisasi di bebebrapa fakultas yang sudah dilaksanakan maupun yang belum perlu ada penambahan, walaupun selama ini berjalan dengan konsep dan kaidah yang berbeda-beda,†ujarnya.
Daniar menyebutkan beberapa Fakultas di lingkungan UGM yang sudah memiliki program internasional diantaranya Fakultas Ekonomi, Fak Kedokteran, Fak Geografi, dan Fak MIPA.
“Perjalanan Fakultas ini mendirikan program internasional tentunya banyak kesulitan dan hambatan serta faktor mendukung yang bisa didiskusikan bersama agar dapat masing-masing fakultas di lingkungan UGM mampu meluncurkan program internasional baru,†harapnya. (Humas UGM)