YOGYAKARTA-Untuk kesekian kalinya UGM kembali memanen sekitar 1.500 buah melon jenis Gama Melon Basket (GMB) serta Melodi Gama 1, yang ditanam di Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada (KP4 UGM) Jumat (4/11). Dari sejumlah itu 500 buah merupakan jenis Melodi Gama dan sisanya jenis GMB.
Koordinator panen melon Taufiqurahman menuturkan bahwa panen melon tahun ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya dilakukan di bulan Juni lalu. Bedanya, kata Taufiqurahman, untuk panen bulan Juni hasilnya kurang memuaskan karena kondisi tanahnya yang kurang bagus. Akibatnya, berat melon yang dipanen kurang maksimal sekitar 1,5 kg.
“Untuk yang kita panen kali ini melonnya lebih besar dibanding yang bulan Juni karena kondisi tanahnya yang bagus dan iklim yang mendukung,â€papar Taufiq, di sela-sela panen.
Mahasiswa S2 Fakultas Biologi tersebut menambahkan bahwa setiap tahunnya untuk memanen melon jenis GMB dan Melodi Gama 1 ini bisa dilakukan sebanyak 2-3 kali. Sebenarnya untuk panen kali ini idealnya baru hari Senin depan dilakukan. Namun, mengingat cuaca yang sudah sering hujan maka dilakukan hari ini.
“Ini dilakukan agar tidak ‘kopyor’ dalam bahasa Jawanya. Selain itu jika terus-menerus kena hujan maka rasanya jadi tidak manis,â€tambahnya.
Beberapa keunikan atau keunggulan dari jenis melon tersebut antara lain bisa panen lebih cepat dibanding melon biasa. Jika melon biasa untuk panen memerlukan waktu sekitar 50-60 hari, sedangkan untuk GMB dan Melodi Gama 1 bisa dipanen dalam waktu 40 hari saja. Tidak hanya itu, melon GMB yang bentuknya seperti bola basket ini juga memiliki deretan garis seperti pada lambang UGM.
Selain itu hasil uji laboratorium menunjukkan kandungan betakarotennya lebih tinggi dibanding jenis melon biasa. Bahkan, tidak lama lalu pada rangkaian UGM Research Week 2011 melon ini telah dibuat variasi dalam bentuk es krim.
“Kandungan yang bagus untuk kesehatan mata yaitu betakarotennya sangat tinggi,â€katanya.
Untuk merawat GMB dan Melodi Gama 1 ini menurut Taufiqurahman sebenarnya tidak rumit. Pupuk yang digunakan pun selama ini hanya menggunakan NPK. Meskipun demikian diakui Taufiq, selain faktor cuaca, beberapa tanaman melon terserang jenis Begomovirus sehingga mengakibatkan kematian sebagian melon yang tidak tahan dengan virus tersebut.
“Bisa dilihat mas, daunnya menjadi kuning bahkan keriting,â€urai Taufiq.
Selain di KP4 melon GMB dan Melodi Gama 1 saat ini juga tengah dilakukan uji lokasi seperti di Kediri maupun Purwodadi. Nantinya, jika uji lokasi tersebut berhasil maka akan segera dilakukan launching benih baru.
Beberapa waktu lalu pengelola melon GMB dan Melodi Gama 1 Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. menjelaskan bahwa GMB menjadi varietas terbaik yang dihasilkan dari berbagai macam kultivar atau varietas yang dikembangkan dalam persilangan. Berdasarkan kode genetikanya, GMB merupakan persilangan antara varietas TC4 dan F2B5. Kedua jenis kode indukan itu merupakan perpaduan antara melon lokal dan melon impor. Kultivar TC4 itulah yang menurunkan warna oranye seperti pada daging ikan salmon.
“Lebih unggul dibanding melon jenis lain lebih tahan terhadap penyakit, khususnya jamur tepung dan virus, memiliki kandungan betakarotin yang tinggi, vitamin C, dan rasanya lebih manis,â€kata Budi (Humas UGM/Satria AN)