Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami perkembangan cukup pesat. Perkembangan inipun diiringi dengan perubahan arah perkembangan kebudayaan masyarakat ke arah informasi berbasis pengetahuan.
Dalam pandangan Mayjen TNI. Djoko Setiadi, M.Si, masyarakat informasi berbasis pengetahuan merupakan masyarakat yang menyadari kegunaan dan manfaat informasi untuk kepentingan umum. Mereka adalah masyarakat pemilik pengetahuan dan kemampuan dalam mengakses dan memanfaatkan informasi sebagai nilai tambah untuk peningkatan kualitas hidupnya sesuai perkembangan teknologi modern.
Demikian pernyataannya saat melaksanakan ujian terbuka program doktor di Sekolah Pascasarjana UGM Bidang Ilmu Kajian Budaya dan Media, Jum’at (4/11). Promovendus yang didampingi promotor Prof. Dr. Irwan Abdullah dan Prof. Dr. Djoko Suryo, MA mempertahankan desertasi “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Berbasis Internet Bagi Perlindungan Pengetahuan Tradisional di Provinsi DIY”.
Menurut Djoko Setiadi, Kepala Lembaga Sandi Negara RI pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat secara luas dan optimal bagi kepentingan produktif bukan semata-mata menyangkut persoalan teknis, seperti bagaimana orang harus dibekali kemampuan teknik-operasional, namun jauh lebih penting adalah bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai perilaku budaya. Sebab pemnfaatan teknologi informasi dan komunikasi terkait erat dengan aspek sosial budaya masyarakat, yakni bagaimana agar masyarakat secara mental kultural siap menerima hadirnya sistem atau teknologi baru, sehingga tidak memunculkan keterkejutan budaya (shock culture).
“Penerapan TIK sebagai sumber peradaban baru diharapkan bisa memberi nilai tambah dalam komunitas masyarakat, bahkan dalam kehidupan sebuah bangsa. Termasuk untuk perlindungan terhadap pengetahuan tradisionil khususnya di Yogyakarta, dan penting untuk dilakukan,” katanya di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM.
Fokus meneliti persoalan upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi pelestarian pengetahuan tradisionil di Yogyakarta yang masih terbatas, Djoko Setiadi memaparkan bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada pelestarian nilai-nilai tradisionil. Sehingga akibat adanya kecanggihan TIK potensial mengancam berbagai pengetahuan tradisionil yang beragam dan menarik di Yogyakarta dan keberlangsungannya. “Karenanya penting diketahui bagaimana pemanfaatan TIK, ini dalam menjaga dan melestarikan potensi pengetahuan tradisionil yang ada di Yogyakarta demi keberlangsungan dan keselamatannya di masa depan,” paparnya. (Humas UGM/ Agung)