BANTUL – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM melaksanakan pengobatan dan penyuluhan manajemen kesehatan pemeliharaan kuda pariwisata di kawasan Pantai Parangtritis, Selasa (8/11). Sedikitnya 106 kuda yang biasa dijadikan sebagai kuda andong mendapat perawatan kesehatan gratis dari tim medik dokter hewan. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan beberapa penyakit pada kuda-kuda tersebut, di antaranya penyakit cacing, tetanus, dan kolik.
Salah satu anggota tim dokter hewan, drh. Setyo Budhi, M.P., menuturkan sekitar 30 persen bayi kuda pariwisata Parangtritis mati akibat terinfeksi penyakit tetanus. Salah satu penyebabnya disinyalir tidak sampai 10 persen dari kuda-kuda tersebut mendapat vaksinasi tetanus. “Tetanus menyerang pada bayi kuda, makanya kita berencana akan melakukan vaksinasi untuk mengatasinya,†kata Setyo Budhi yang ditemui di sela-sela pengobatan kuda di Parangtritis.
Menurut Setyo Budhi, selain tetanus, kuda pariwisata Parangtritis juga banyak terinfeksi penyakit cacing ascaris dan strongylus. Kuda yang terkena penyakit cacing pun diberi obat anti cacing. Kendati demikian, secara keseluruhan kondisi kesehatan kuda-kuda tersebut relatif baik. Ke depan, diperlukan manajemen perawatan kesehatan kuda.
Ketua paguyuban kelompok pemilik kuda Parangtritis, Suharto, mengamini bila kuda milik 82 anggotanya banyak menderita tetanus. Setiap tahun, ditemukan sekitar 6-7 ekor kuda yang menderita tetanus. “Kalau sampai parah, ada 1-2 ekor yang mati,†kata laki-laki yang mengaku berpenghasilan 40 ribu rupiah per hari dari menarik andong ini.
Selain minimnya perawatan kesehatan, kuda-kuda milik anggotanya mayoritas adalah betina dan hanya satu kuda pejantan. Pihaknya mengharapkan FKH UGM dapat membantu mendatangkan dua pejantan. “Kita hanya punya satu pejantan untuk 106 kuda betina,†katanya.
Kepada wartawan, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, S.U., M.Sc., mengatakan pihaknya akan membantu penanganan kesehatan kuda-kuda di Pantai Parangtritis. Kegiatan ini menurutnya sebagai salah satu bentuk realisasi program pengabdian masyarakat, yakni selain membantu perawatan kuda pariwisata, juga menambah pengetahuan bagi mahasiswa FKH dalam praktik lapangan. “Ini kesempatan bagi FKH dan kita menetapkan Desa Kretek, Parangtritis, sebagai desa binaan hewan kuda,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)