• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pemerintah Belum Berani Ambil Risiko Bangun PLTN

Pemerintah Belum Berani Ambil Risiko Bangun PLTN

  • 10 November 2011, 06:43 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5786
Pemerintah Belum Berani Ambil Risiko Bangun PLTN

YOGYAKARTA – Deputi Menteri Bidang Jaringan Iptek, Kemristek, Prof. Dr. M. Syamsa Ardisasmita, D.E.A., menegaskan bahwa pemerintah sampai saat ini belum berencana dalam waktu dekat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Meski sosialisasi terhadap rencana pembangunan PLTN masih terus dilakukan.

Menurut Syamsa, riset pembangunan reaktor nuklir sudah dimulai sejak tahun 1964, bahkan hingga sampai saat ini regulasi, reaktor nuklir dan kapasitas sumber daya manusia dianggap paling siap dibandingkan dengan Negara Asean lainnya. “Kita sudah siap semuanya, tapi kita hadapi kedala implementasinya,” kata Syamsa ditemui dalam sela-sela sarasehan pengenalan iptek nuklir di Plaza KPTU Fakultas Teknik UGM, Rabu (9/11).

Kendati infrastruktur dan SDM dinilai paling siap, kata Syamsa, namun pemerintah belum berani mengambil risiko dalam waktu dekat membangun PLTN. Sementara, Vietnam berencana membangun PLTN mulai tahun 2014 dengan kapasitas 2.000 MW dan mulai beroperasi tahun 2020. Sedangkan Malaysia siap mengoperasikan PLTN pada tahun 2021. “Indonesia sampai saat ini belum jelas,” katanya.

Syamsa berpendapat, semua negara termasuk Indonesia di masa mendatang akan sangat bergantung dengan energi nuklir mengingat pasokan energi fosil seperti batubara, gas dan minyak bumi akan semakin menipis. Selain itu, pemanfaatan energi nuklir membutuhkan tidak membutuhkan biaya besar dan dianggap paling murah dibanding dengan sumber energi yang lain. Dia menyebutkan biaya produksi energi nuklir hanya 3 sen dollar per kWh, adapun batubara 6 sen dollar, geothermal 9,2 sen dollar dan gas hampir 3 kali dari biaya geothermal. “Tanpa energi nuklir, saya kira itu ambisius. Karena dari energi geothermal, mikrohidro, dan solar sel, kita akan kesulitan mendapat pasokan energi listrik yang cukup besar,” imbuhnya.

Dia menambahkan, jumlah SDM yang ahli di bidang energi nuklir di Indonesia mencapai 4000 orang. Menurutnya, jumlah itu sangat mendukung pembangunan PLTN. Dia memperkirakan pembangunan satu PLTN membutuhkan sekitar 800 tenaga ahli bidang nuklir. “Malaysia baru memiliki 300-an, sehingga mereka juga menawarkan akan memperkerjakan tenaga dari Indonesia jika mereka sudah siap membangun PLTN,” katanya.

Sementara Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Sarwiyana Sastratenaya, mengatakan kebutuhan Indonesia akan energi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi masyarakat. Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah mentargetkan sampai dengan tahun 2025 dengan kontribusi nuklir 2 % dari energi primer. “Pemerintah sesuai dengan rencananya akan membangun dua unit PLTN pertama yang beropersi sebelum tahun 2020. Hal itu sesuai dengan tertuang dalan UU no 17 tahun 2007 pada RPJN 2005-2025,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Sarat Kepentingan, Pembangunan PLTN Harus Dihentikan

    Friday,26 June 2015 - 15:11
  • Pakar UGM: Tawaran Presiden Rusia Soal Pengembangan PLTN Patut Dipertimbangkan

    Wednesday,06 July 2022 - 13:55
  • Meski Berisiko, Energi Nuklir Tetap Diperlukan

    Tuesday,22 March 2011 - 15:56
  • PLTN Cukupi Kebutuhan Energi Masa Depan

    Tuesday,16 February 2016 - 12:02
  • Teknologi Nuklir Tidak Hanya untuk PLTN

    Monday,23 May 2011 - 6:38

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual