Tim sepatu roda Indonesia berhasil menyapu bersih semua emas dalam ajang SEA Games XXVI 2011. Tercatat sebanyak 12 emas, 12 perak, dan 1 perunggu berhasil disumbangkan oleh tim ini untuk Indonesia. Sebuah prestasi yang membanggakan. Pasalnya, sepatu roda merupakan sebuah cabang baru dan pertama kali dilombakan dalam ajang SEA Games.
Seluruh masyarakat Indonesia ikut bergembira dengan perolehan tersebut, tak terkecuali warga UGM. Apa pasal? Dari serentetan medali yang diraih, 5 medali berasal dari kayuhan sepatu roda mahasiswi UGM. Mereka adalah Anindya Wening Melati (D-3 Teknik Geomatika) yang menyabet emas di nomor relay 3.000 meter putri dan perak di nomor 1.500 meter putri, Latifa Hikmawati (Jurusan Komunikasi), peraih emas nomor relay 3.000 meter putri dan perak nomor 5.000 meter putri, serta Aisha Karimawati (Jurusan Manajemen), yang meraih medali perak di nomor 300 meter putri.
Selain dari cabang sepatu roda, prestasi juga ditorehkan oleh mahasiswa UGM dari cabang panjat tebing. Fitriyani (Fakultas Hukum), berhasil menyumbangkan emas bagi Indonesia di nomor speed track perorangan putri. “Memang benar, keempat mahasiswi tersebut adalah anak UGM. Saya ikut berbangga dengan hasil tersebut,†kata Dr. Ir. Saiful Rochdyanto, M.S., pembina olahraga UGM, yang tergabung dalam KONI DIY pada Komisi Iptek Olahraga, yang dikonfirmasi via telepon Selasa (15/11), saat masih berada di Palembang.
Melihat prestasi tersebut, ia melihat ada kemungkinan bagi untuk membuka unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepatu roda yang memang belum ada di UGM dan juga panjat tebing yang saat ini masih dalam induk Mapagama. Terkait dengan prestasi yang diraih, Saiful menyampaikan UGM akan memberikan apresiasi secara langsung terhadap para mahasiswanya yang telah menyumbangkan medali pada SEA Games kali ini.
Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si., saat dikonfirmasi mengenai perihal tersebut mengatakan di UGM terdapat mekanisme pemberian penghargaan bagi mahasiswanya yang berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional, baik yang bersifat beregu ataupun perorangan. “Insya Allah ada mekanisme penghargaan, baik internasional, nasional, beregu atau perorangan,” tambahnya.
Mengenai pendirian UKM cabang olah raga sepatu roda dan panjat tebing, Sentot, demikian ia akrab disapa, mengaku pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Pendirian UKM memang ditujukan untuk mewadahi minat dan bakat mahasiswa. “Pada prinsipnya mendirikan UKM baru itu boleh-boleh saja selama memenuhi syarat-syarat pendirian UKM,†tegasnya. (Humas UGM/Ika)