Sederhana dan meriah. Begitulah kesan pembukaan Dies ke-59 UGM, Jum’at (25/7) di halaman Balairung UGM. Rangkaian kegiatan Dies UGM kali ini dibuka Rektor Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD diikuti para pimpinan universitas, fakultas, unit-unit, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa.
Pembukaan ditandai pelepasan tiga balon berhadiah oleh Rektor, Ketua Panitia Dies Prof dr Iwan Dwiprahasta PhD dan ketua Korpagama Prof Dr Ir Susamto MSc. Secara simbolis Rektor menyerahkan berbagai jenis pohon seperti Sawo Kecik, Damar, Gaharu dan Meranti Merah kepada Dekan, Direktur Sekolah Pascasarjana, Kepala LPPM dan Direktur SDM sebagai tanda diawalinya penanaman 10 ribu pohon di lingkungan UGM.
“Dies ke-59 tahun ini diselenggarakan dengan kesederhanaan ditengah-tengah keprihatinan atas situasi sosial, politik dan ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Dengan begitu pola yang dipakai dari kita untuk kita,” ujar Ketua Panitia Dies Prof Iwan Dwiprahasta.
Sejalan dengan itu, Rektor ingin menjadikan Dies UGM kali ini sebagai tahun refleksi. Dimana beberapa kegiatan Dies akan memberi perhatian secara khusus kepada rekan-rekan yang kurang beruntung.
“Mungkin mereka terkena penyakit kanker, bibir sumbing dan lain-lain. Itu akan menjadi perhatian kita,” ungkapnya saat memberi sambutan.
Memasuki Dies kali ini, Rektor ingin mewujudkan kampus UGM green and clean (hijau dan bersih). Hal itu dilakukan untuk menyongsong penyelenggaraan konferensi internasional berbagai bidang di tahun 2010 nanti.
“Kita mulai dulu dari yang kecil. UGM di tahun 2010 akan mengadakan konferensi dunia. UGM akan mengundang semua negara sahabat dari berbagai benua. Dengan harapan mereka akan berdiskusi berbagai bidang dan saya berharap pulangnya mereka akan bercerita bila di Indonesia ada kampus yang indah, green and clean, bersih, sehat jasmani dan rohani, penghuninya kelihatan ramah-ramah dan berbahagia,” tambahnya.
Dies yang bertepatan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional ini diharapkan semakin memantapkan posisi UGM dalam berkontribusi terhadap pembangunan bangsa. Hal itu akan dimulai dari yang kecil-kecil hingga pada persoalan-persoalan besar bangsa.
“Yang kecil misalnya untuk kebersihan, kesehatan dan macam-macamnya. Kita akan mulai dari yang kecil-kecil itu, kalau berhasil tentu UGM akan semakin dapat kepercayaan. UGM di Jogjakarta tentu akan menjadi contoh untuk kehidupan yang hijau, bersih, sehat jasmani rohani, sehingga orang-orang didunia akan belajar kesini,” tandasnya
Tema Dies ke-59 UGM kali ini “Melalui Satu Abad Kebangkitan Nasional Menuju Kemandirian Bangsa Menghadapi Tantangan Global di Bidang Kesehatan”. Dengan tema tersebut Panitia dari Klaster Kesehatan (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi) telah menyiapkan beberapa agenda kegiatan. Diantaranya, kegiatan bakti sosial deteksi dini kanker untuk karyawan UGM golongan I dan II, operasi bibir sumbing, pemeriksaan gigi gratis untuk mahasiswa UGM dan pemeriksaan mata gratis dan operasi katarak gratis untuk masyarakat.
Prof Iwan menambahkan, untuk Bidang Ilmiah akan dilaksanakan seminar kemandirian bangsa di bidang kesehatan: tantangan & harapan, Research week dan sarasehan berjudul Refleksi diri tentang pemahaman dan penerapan nilai-nilai/ jati diri UGM dalam memaknai kehidupan kampus yang bermartabat.
“Akan dilaksanakan pula agenda kegiatan dibidang olah raga dan kesenian. Puncak acara akan dilaksanakan tanggal 19 Desember dengan kegiatan orasi Dies dilanjutkan dengan malam apresiasi seni masyarakat kampus serta pemberian penghargaan bagi segenap civitas academika,” tandas Pak Iwan dalam laporannya. (Humas UGM)