YOGYAKARTA-Desentralisasi di Indonesia membuka peluang bagi daerah untuk memainkan peran yang lebih banyak sebagai pemain ekonomi global. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kegagapan menjalankan otonomi lokal membuat orientasi internasional terpinggirkan atau dengan kata lain pemerintah daerah masih memfokuskan diri melakukan pembenahan dan pengembangan jangka menengah. Padahal, globalisasi dapat saja diintegrasikan dengan strategi pembangunan daerah secara berkala. Justru dengan semakin awalnya kesadaran internasional, maka daerah cenderung akan lebih mampu menghadapi dinamika pada era-era yang akan datang.
“Oleh sebab itu, diperlukan persiapan sedini mungkin untuk mengantar kota ke level global dengan kapasitas yang kompetitif dan berkelanjutan,â€ujar Andereas S Nugraha, S.I.P., Asisten PIC Klaster Globalization and Local Development, Short Course on International Political Economy:Understanding Your Local Economy, Preparing Your Global Oulook, di Wisma MM UGM, Rabu (23/11). Pelatihan kerjasama antara Institute of International Studies dan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM tersebut diadakan dari tanggal 22-25 November 2011.
Andereas menambahkan latar belakang diselenggarakannya pelatihan ini juga melihat adanya siginifikansi jejaring antardaerah (city-to-city) yang semakin meningkat dalam perekonomian internasional bersamaan dengan berjalannya proses redistribusi kemakmuran dan otoritas. Tidak mengejutkan bahwa kemudian muncul kota-kota sebagai hub baru di tingkat global terlepas dari profil nasionalnya. Lingkup geografis yang terbatas membuat pembangunan kota cenderung progresif dan bisa mengakselerasi upaya positioning-nya di antara pesaing dari berbagai kawasan sekaligus menandai menguatnya era masyarakat berjejaring.
“Kita tahu kota harus bergerak secara mandiri, di samping kerangka negara secara luas, jika ingin menjadi bagian dari tren globalisasi yang di satu sisi bersifat difusif karena multiaktor dan multisentra tadi,â€katanya.
Kegiatan ini terdiri dari dua bagian utama yaitu lecturing serta studi lapangan dengan tujuan memperkaya pemahaman mengenai realitas dan tren terkini. Peserta pelatihan diantaranya berasal dari KADIN, Bappeda Palangkaraya, Jogja Investment Forum, Disperindagkop, dan dosen (Humas UGM/Satria AN)