Guna mendukung program pengembangan pendidikan dan beasiswa bagi mahasiswa, UGM bekerjasama dengan PT CIMB-Principal Asset Management (CPAM) meluncurkan reksadana ‘UGM CIMB-Principal Balanced’, di University Center, Senin (28/11) malam. Selain bagi sivitas akademika, reksadana itu juga terbuka bagi masyarakat umum.”Dengan dana minimal lima ratus ribu rupiah, seseorang sudah bisa ikut membeli reksadana dan memperoleh manfaat ganda karena selain investasi dapat pula membantu upaya pengembangan pendidikan dan beasiswa di UGM,” ungkap Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD.
Direktur PT CPAM Reita Farianti merasa optimis meskipun belum bisa menyebut secara pasti keuntungan yang akan diraih untuk produk baru Reksadana UGM CIMB-Principal Balanced ini. Ia berharap produk reksadana baru ini paling tidak bisa menyamai program serupa yang telah diluncurkan pada tahun 2001 silam.
“Jika dihitung sejak 2001, total return yang bisa diraih investor hingga saat ini mencapai 275 persen. Suatu keuntungan yang cukup menjanjikan. Apalagi investasi ini sekaligus menunjukkan kita peduli kepada pendidikan,” ujar Reita Farianti.
Di tengah kondisi pasar keuangan yang bergejolak dan untuk lebih memberi rasa aman kepada investor, reksadana UGM akan dikelola dengan fleksibilitas tinggi. Hal itu dimungkinkan karena jenis reksadana itu memiliki pedoman investasi campuran. Masing-masing 1 hingga 79 persen diinvestasikan pada saham, surat utang, serta instrumen pasar uang dalam negeri. “Fleksibilitas tersebut diharapkan dapat memberikan tingkat pertumbuhan yang cukup menarik dan kompetitif di berbagai kondisi pasar. Namun yang pasti dari Reksadana ini akan disisihkan 1 persen untuk berbagai kegiatan kemahasiswaan,” katanya.
Agus Salim CFA, yang juga salah seorang direktur di perusahaan manajer investasi regional itu mengemukakan, pada program pertama September 2001 hingga Januari 2007 UGM mampu meraup dana Rp 9,497 miliar. Sedangkan pada periode kedua Oktober 2006 hingga April 2011 meraup Rp 1,2 miliar. “Untuk peluncuran kali ketiga ini diharapkan mampu mencetak total return paling tidak sama dengan periode pertama lalu,” tandas Agus.
Sementara itu, Ketua Komite Investasi Dr. Didi Achjari, S.E., Akt., M.Com yang juga dosen FEB UGM menyatakan, semoga kondisi makro ekonomi Indonesia ke depan bisa tumbuh lebih bagus. Dengan begitu kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap iklim investor sehingga mampu meraih keuntungan cukup besar pula.
“Minat investor dari tahun ke tahun terus meningkat, namun harus diakui jumlah investasi di reksadana belum sebesar investasi di sektor properti, deposito, maupun emas. Karena itu kita terus mendorong agar reksadana ini makin diminati,” jelas Didi. (Humas UGM/ Agung)