YOGYAKARTA-Perilaku atasan dalam proses pembuatan keputusan baik yang bersifat instrumental maupun non instrumental menjadi informasi fairness bagi bawahan. Judgement terhadap perilaku atasan berpengaruh pada sikap dan perilaku bawahan. Respek atasan kepada bawahan menjadi hal penting untuk membuat bawahan tidak hanya taat pada peraturan formal sehingga hanya terbentuk perilaku mandatori tetapi bawahan memiliki motivasi internal untuk memperhatikan kelangsungan kelompok. Hal ini diungkapkan oleh Monika Palupi Murniati, S.E., M.M., dalam ujian terbuka program doktor di auditorium BRI Lt.3 Program M.Si dan doktor FEB UGM, Kamis (1/12). Dalam ujian tersebut Monika mempertahankan disertasinya yang berjudul Pengujian Group Engagement Model Dalam Kontek Kekenduran Anggaran: Peran Akurasi dan Pengurangan Bias.
“Motivasi internal ini yang akan mendorong terbentuknya perilaku positif individu,â€kata Monika.
Menurut Monika ketika menjadi atasan apakah perilaku kita memungkinkan bawahan untuk memiliki judgement yang fair sehingga tidak hanya membuat bawahan kita bangga akan atribut kelompok tetapi bawahan memiliki motivasi internal yang secara sadar mendorong terbentuknya perilaku positif.
“Jadi, ketika kita menjadi bawahan atau anggota dalam suatu kelompok apakah kita hanya menggunakan atribut dan posisi dalam kelompok untuk memperoleh identitas?,â€kata Monika.
Dalam ujian tersebut Monika menyebutkan dua temuan menarik dalam penelitiannya yaitu pertama, argumentasi identitas yang terbentuk dari pengalaman individu mengenai fairness dalam pembuatan keputusan, distribusi pendapatan dan respek berpengaruh terhadap kepercayaan bawahan dan mengurangi perilaku negatif, kekenduran anggaran.
Kedua, atasan mempunyai peran penting untuk membentuk dan memelihara identitas kelompok dan individu dalam kelompok. Tritmen akurasi dari prosedur pembuatan keputusan dan perilaku pengurangan bias atasan yang diberikan pada subyek menemukan bahwa subyek mempunyai judgement kewajaran yang berbeda terhadap prosedur yang sama dengan perilaku pengurangan bias oleh atasan yang berbeda.
“Ini berarti, meskipun kelompok memiliki prosedur yang dapat memberikan informasi yang akurat, tetapi atasan bias dalam pembuatan keputusan maka bawahan memiliki judgement yang tidak fair terhadap suatu proses pembuatan keputusan,â€kata staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang itu.
Lebih lanjut Monika menjelaskan teori identitas dalam model group engagement memrediksi peran identity judgement dalam membentuk sikap dan perilaku positif individu. Kelompok memiliki fungsi baik ketika mampu memberikan identitas yang positif bagi anggotanya. Keinginan untuk tetap memiliki identitas positif mendorong individu bertahan menjadi anggota dalam kelompok dengan status yang dapat diperoleh dari atribut-atribut yang dimiliki oleh kelompok dan posisinya dalam kelompok.
Dari penelitiannya Monika juga menilai bahwa judgement individu terhadap identitas yang diterima menunjukkan seberapa besar individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok. Semakin penting fungsi kelompok maka semakin tinggi identifikasi terjadi. Dukungan terhadap teori identitas ditunjukkan oleh temuan bahwa judgement keadilan prosedural dan keadilan distribusi yang fair mempunyai hubungan tidak langsung terhadap kepercayaan bawahan kepada atasan.
Hal menarik lainnya dalam penelitian tersebut yaitu argumentasi pentingnya judgement keadilan prosedural di atas keawajaran distribusi pendapatan terdukung dengan temuan penelitian tersebut. Respek yang diterima menunjukkan status bawahan dalam kelompok yang membuat bawahan merasa mempunyai nilai. Hal ini menjadi motivasi internal bawahan untuk secara sukarela mengidentifikasikan diri dengan kelompok. Pada kondisi ini, individu akan menjadikan tujuan kelompok menjadi tujuan individu sehingga perilaku yang merugikan kelompok akan menurun.
“Temuan ini memberikan bukti adanya perbedaan signifikan kekenduran anggaran pada kelompok yang menerima respek dan kelompok yang tidak menerima respek,â€pungkas Monika.
Dalam ujian promosi doktor tersebut akhirnya Monika dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Hadir sebagai tim penguji dalam ujian doktor tersebut Prof. Marwan Asri, MBA, Ph.D., Prof.Dr.Zaki Baridwan, M.Sc., Dr.Supriyadi, M.Sc., Prof.Dr.Jogiyanto HM, MBA., Dr.Sony Warsono, MAFIS., Dr.Dody Hapsoro, MBA., dan Dr.Goedono, MBA (Humas UGM/Satria AN)