• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Diplomasi dalam Pemberantasan Korupsi: Alat atau Ilusi?

Diplomasi dalam Pemberantasan Korupsi: Alat atau Ilusi?

  • 27 Desember 2011, 11:57 WIB
  • Oleh: Agung
  • 6525
Diplomasi dalam Pemberantasan Korupsi: Alat atau Ilusi?

Hubungan politik luar negeri dan diplomasi dengan upaya pemberantasan korupsi secara sadar ataupun tidak menjadi tantangan bagi hampir seluruh negara di dunia. Kasus korupsi yang sudah sedemikian luas menjadi perhatian publik publik. Korupsi inipun telah menjadi sebuah isu global dalam beberapa tahun terakhir. Secara umum, korupsi diartikan sebagai penyalahgunaan jabatan publik untuk kepentingan pribadi.

Meski begitu, korupsi pernah dianggap sebagai sebuah fungsi positif dalam modernisasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun sayang dampak negatif dari korupsi terhadap pembangunan sudah sedemikian meluas. Bahkan dalam penelitian tidak ditemukan pengaruh positif yang signifikan dari korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara demokratis, atau bahkan merusak perekonomian negara-negara yang tidak demokratis secara serius.

Demikian dikatakan, Nur Rachmat. Y, pengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM dan peneliti pada Institute of International Studies UGM, di kampus setempat. Saat menjadi pembicara dalam Seminar 'Pentingnya Politik Luar Negeri dan Diplomasi dalam Pemberantasan Korupsi', yang digelar di UC UGM belum lama ini, Nur Rachmat mengatakan sebagai bentuk usaha pemberantasan korupsi yang telah melewati batas-batas negara, setiap negara mulai bekerja sama untuk membuat sebuah mekanisme kerja sama internasional dalam pemberantasan korupsi. Mekanisme inipun telah dimasukkan dalam kebijakan penting politik luar negeri negara tersebut, di antaranya UNCAC (the United Nations Convention Against Corruption), yang menginisiasi peringatan Hari Antikorupsi Internasional setiap 9 Desember, Konvensi OECD (Organization for Economic and Development), Transparancy International, dan beberapa kerja sama lainnya.

Kerja sama-kerja sama seperti ini tentu menunjukkan besarnya keseriusan negara-negara dalam melakukan tindak pemberantasan korupsi yang telah berkembang dari sekadar diplomasi tradisional meningkat ke kerja sama bilateral, multilateral, juga diplomasi publik yang diharapkan dapat mendapatkan respon positif dari masyarakat dan pembuat kebijakan negara yang dituju.

Menurut Nur Rachmat, politik luar negeri dan diplomasi, atau dalam hal ini diplomasi publik, sesungguhnya telah berhadap-hadapan dengan korupsi. Kondisi ini menunjukkan penyelesaian kasus korupsi berada di persimpangan jalan, antara menjadi sarana yang mampu meningkatkan citra atau justru hanya menjadi sebuah ilusi yang akan menunjukkan sesungguhnya korupsi memang tidak dapat dihilangkan. "Sebab berbagai kepentingan politik yang ada dalam pemerintahan sebuah negara, berpotensi besar untuk melemahkan pembangunan bangsa," tutur Nur Rachmat. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Jelang Pemilu 2014, Korupsi Politik Kian Rawan

    Friday,20 January 2012 - 6:29
  • Evaluasi 100 Hari SBY-Boediono: Upaya Pemberantasan Korupsi Belum Strategis dan Terencana

    Tuesday,02 February 2010 - 14:10
  • FH UGM Gelar Diskusi Terbatas Kegiatan Perbankan dalam Perspektif Tindak Pidana Korupsi

    Wednesday,29 October 2008 - 10:07
  • Sektor Kehutanan Berpotensi Terjadi Banyak Kasus Korupsi

    Friday,01 April 2011 - 9:05
  • Kinerja Pemerintah dalam Pemberantasan Korupsi Belum Maksimal

    Tuesday,08 September 2009 - 8:39

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual