• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Program KB Gagal Menekan Angka Pertumbuhan Angkatan Kerja

Program KB Gagal Menekan Angka Pertumbuhan Angkatan Kerja

  • 05 Agustus 2008, 15:52 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3682

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menjamin penciptaan kesempatan kerja yang tinggi karena pertumbuhan ekonomi nasional selama ini selalu berpihak kepada industri skala besar, padahal sektor industri bersifat padat modal bukan padat karya. Sehingga diperlukan upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk sebagai salah satu keharusan untuk menekan laju pertumbuhan angkatan kerja yang mencapai 2 juta per tahun.

Demikian dikemukakan oleh peneliti kependudukan UGM Drs Sukamdi MSc dalam seminar sehari 35 tahun Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, “Revitalisasi Kajian Kependudukan di Indonesia dalam Pencapaian Sasaran MDGs”, Selasa (5/8) di Gedung Masri Singarimbun UGM.

Menurut Sukamdi, sejak tahun 1990 jumlah angkatan kerja bertambah lebih kurang dua juta setiap tahun atau tumbuh rata-rata dua persen per tahun. Sebaliknya, jumlah kesempatan kerja pada periode yang sama tumbuh lebih rendah yaitu 1,85 persen akibatnya pengangguran meningkat.

“Sebelum krisis, pertumbuhan penyerapan angkatan kerja di sektor industri termasuk tinggi, namun setelah krisis sangat rendah,” tuturnya.

Sukamdi menjelaskan, di tahun 1997-1998 sektor industri mengalami pertumbuhan minus terbesar sementara pertanian sebaliknya meningkat dengan drastis. Sedangkan pertumbuhan penyerapan angkatan kerja paling tinggi terjadi pada tahun 1998-2000 dan 2000-2005. Kemudia pada periode 2005-2008 melambat hingga kurang dari 2 persen.

“Secara absolut, jumlah terserap di sektor industri paling rendah. Sektor pertanian menyerap jumlah angkatan kerja yang paling besar di atas 42 juta dan masih mengalami peningkatan. Sektor jasa juga menyerap hampir 40 juta dan diperkirakan sebagian besar adalah sektor informal,” tandasnya.

Secara umum, kata Sukamdi, pertumbuhan ekonomi meningkat sejak krisis ekonomi tahun 1998. Menurutnya, Kondisi periode 2001 hingga 2008 merupakan sinyal pulihnya pertumbuhan ekonomi nasional dengan mencapai angka 6,3 persen pada tahun 2007 dan 2008 atau rata-rata 5 persen per tahun.

“Jika rata-rata pertumbuhan ekonomi adalah 5 persen dan pada waktu yang sama penambahan jumlah kesempatann kerja adalah 1,5 juta maka setiap satu persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menciptakan kesempatan kerja sebanyak 300 ribu orang,” katanya.

Artinya, untuk mempertahankan jumlah pengangguran seperti tahun sebelumnya diperlukan pertumbuhanm ekonomi paling tidak 7 persen per tahun karena jumlah angkatan kerja meningkat 2 juta per tahun.

Kepala BKKBN Pusat Dr Sugiri Syarief MPA mengungkapkan upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja melalui program Keluarga Berencana (KB) sangat sulit untuk direalisasikan karena minimnya ketersediaan alat kontrasepsi di masyarakat.

“Kenyataan yang terjadi di lapangan, alat kontrasepsi tidak tersedia cukup di puskesmas, karena alat kontrasepsi yang murah dan bersubsidi untuk keluarga miskin telah dimanfaatkan oleh orang kaya,” katanya.

Hal ini diamini oleh pakar Kependudukan Universitas National Australia, Prof Terence H. Hull, menurutnya sulitnya BKKBN untuk melakukan pengendalian pertumbuhan penduduk dikarena keberadaan lembaga ini sudah sangat jauh berbeda sebagaimana yang pernah ada di masa Orde Baru.

“Kebijakan pusat untuk melakukan kebijakan program KB berbeda dengan yang pernah dilakukan dulu, seharusnya kini, daerahlah yang harus melakukan apa yang menjadi kebutuhan program KB di masyarakat,” katanya.

Tidak hanya dalam hal kebijakan, imbuhnya, namun juga melaksankan revitalisasi lembaga BKKBN sebagai lembaga baru yang tidak hanya bertugas hanya menerima data kependudukan dari daerah yang dijadikan bahan membuat kebijakan.

“Banyak data yang berbeda dari setiap survei, maka selayaknya BKKBN melakukan interpretasi yang baik dari data yang buruk,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Kebutuhan Indonesia akan Beras dan Kedelai Paling Tinggi di Dunia

    Thursday,24 July 2008 - 14:21
  • Peran Orang Tua Penting untuk Menekan Kecelakaan Lalu Lintas Anak

    Friday,22 December 2017 - 13:40
  • Ketua Ombusdman Beri Wejangan pada Calon Wisudawan UGM

    Wednesday,22 April 2015 - 12:46
  • Cegah Rabies, Tekan Populasi Anjing Dengan Kontrasepsi Implan Deslorelin

    Monday,29 September 2014 - 10:50
  • Pertumbuhan Ekonomi Belum Mendorong Pembangunan Infrastruktur Publik

    Friday,12 April 2013 - 7:49

Rilis Berita

  • Fakultas Hukum UGM Luncurkan Buku Tentang Hukum Agraria 27 May 2023
    Memperingati ulang tahun ke-80 tokoh bidang hukum dari Fakultas Hukum (FH) UGM, Prof. D
    Satria
  • Pemilu 2024 Masih Terjebak pada Agenda Rutinitas Politik 27 May 2023
    Pemilu 2024 bukan hanya sebagai bagian dari rutinitas pesta demokrasi lima tahunan dalam rangka m
    Gusti
  • FKK-MK UGM Gelar Webinar Bahas Ancaman Diabetes Mellitus Bagi Anak Muda 27 May 2023
    Untuk merencanakan tindak lanjut terhadap tingginya penderita Diabetes Mellitus pada ge
    Satria
  • UGM Residence Kembali Gelar Festival Budaya 26 May 2023
     UGM Residence kembali menggelar festival budaya at
    Ika
  • Ganjar Pranowo Ajak Warga Melek Digital 25 May 2023
    Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama), Ganjar Pranowo, me
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual