Perpustakaan Fakultas Psikologi Gelar Diskusi Kiat Menyusun Jurnal Internasional

Perpustakaan Fakultas Psikologi UGM menggelar diskusi ilmiah bertajuk “ Bagaimana Berkontribusi Dalam Jurnal Internasional, Memanfaatan Peluang Kerja dan Beasiswa di Amerika”. Kegiatan berlangsung Jum’at , (30/12) di kampus setempat.
Dalam diskusi menghadirkan Prof. Ahmad Syamil, dosen dan peneliti di Arkansas State University, Amerika sebagai narasumber. Pada kesempatan itu Ahmad Syamil berbagi kiat bagaimana menulis artikel agar bisa tembus di tingkat internasional. Langkah awal dalam menulis artikel di jurnal internasional adalah membuat artikel dengan mengikuti pola yang sama dengan artikel telah diterbitkan di jurnal internasional. Begitu pula dalam penyusunan artikel menggunakan referensi dari jurnal yang sama. “Selain itu menyertakan pengarang lainnya (co-authorship) dari pengarang terkenal, pengarang native speaker, atau seseorang yang memiliki hubungan ke editor jurnal seperti pembimbing S3,” paparnya.
Ahmad Syamil menambahkan dalam penyusunan artikel untuk jurnal akademik seyogianya mengangkat hal-hal yang menarik. Dalam penulisannya pun sebisa meungkin menggunakan kalimat aktif. “ Setelah artikel selesai jangan pernah letih untuk selalu mengedit/mengecek ulang tulisan agar diperoleh hasil yang maksimal,’ tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Syamil juga memaparkan tentang berbagai penawaran beasiswa studi ke Amerika. Ia mengungkapkan banyak sekolah di Amerika yang memberikan beasiswa dalam bentuk teaching asistant (TA) maupun research asistanship (RA). Sayangnya orang Indonesia belum banyak yang melamar beaiswa tersebut. Kebanyakan hanya mengandalkan tawaran beasiswa yang berasal dari lembaga pemberi beasiswa seperti Fullbright dan beasiswa dari tempat kerja.
“Beasiswa tersebut diberikan dengan kriteria nilai TOEFL , GMAT (Graduate Management Admissions Test) , GRE (Graduate Record Examination) yang tinggi. Sayangnya, nilai TOEFL, GMAT, dan GRE orang Indonesia biasanya lebih rendah dari pada nilai orang India dan China sehingga sedikit orang Indonesia yang mendapat beasiswa langsung dari sekolah di luar negeri,” terangnya. (Humas UGM/Ika)