YOGYAKARTA – Suasana santai diselingi dengan canda tawa menyertai acara serah terima jabatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dari Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., ke dekan baru terpilih, dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.A., M.Med.Ed., Ph.D., Selasa (3/1), yang berlangsung di Auditorium FK UGM.
Bermula dari guyonan Ketua Senat FK, Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.K(K), yang mengatakan sejak berdirinya FK UGM, baru kali ini salah satu dosennya diangkat menjadi wakil menteri. Namun, buru-buru ia meluruskan, “Soalnya istilah ‘wamen’ baru ada sekarang ini,†katanya. Ghufron yang menjadi sasaran sindiran pun hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan seniornya.
Titi Savitri yang baru dilantik sebagai dekan baru pun tidak luput dari sindiran sang profesor. “Untuk pertama kalinya pula FK punya punya dekan perempuan, termasuk dekan paling muda. Tapi jangan lupa, ini masa jabatan dekan paling pendek lho sepanjang sejarah periode dekan, hanya 10 bulan,†katanya disambut tawa hadirin.
Usai mengocok perut hadirin, Hardyanto pun lantas sedikit serius. Ghufron dinilainya telah berbuat banyak untuk kemajuan fakultas, yakni membangun gedung dan perbaikan lingkungan kampus yang lebih hijau dan sejuk, sedangkan untuk jabatannya sebagai wamenkes, ia berharap Ghufron dapat mengadopsi hasil pemikiran FK UGM untuk dijadikan dalam kebijakan kesehatan nasional. “Agar kebijakan-kebijakan kesehatan nasional kita lebih bermanfaat bagi bangsa ini,†katanya.
Untuk dekan baru, Hardyanto menyampaikan pesan agar lebih banyak mengurangi kegiatan di luar kampus. “Sesuai dengan pesan Rektor dalam pelantikan, agar urusan di luar kampus yang tidak ada hubungannya dengan tugas sebagai dekan sebaiknya dikurangi,†tambahnya.
Ghufron dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Titi Savitri sebagai dekan baru. Ia menyebutkan Titi Savitri sebagai wanita muda yang mampu mengemban tugas untuk memimpin fakultas. “Bu Titi Savitri bisa jauh lebih baik lagi,†kata Ghufron, yang saat ini bertugas sebagai Wakil Menteri Kesehatan RI ini.
Ia menambahkan banyak hal yang telah dilakukannya sebagai dekan dalam tempo 3 tahun. Salah satunya ialah melakukan akreditasi untuk semua 31 prodi dari jenjang S-1, S-2, dan S-3. Bahkan, pengakuan akreditasi tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. “Satu catatan, desain kurikulum kita cukup bagus, tidak kalah dengan Harvard (University)†imbuhnya.
Salah satu yang perlu dibenahi lagi ialah memenuhi kebutuhan tenaga dosen yang menurut Ghufron belum sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. “Kita punya 26 prodi pascasarjana. Kebutuhan terutama program spesialis. Tidak hanya itu, jumlah mahasiswa program doktor capai 280 orang, terbanyak di lingkungan UGM,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)