Guyuran hujan yang membasahi kawasan kampus terkadang membawa kerepotan tersendiri bagi civitas UGM. Tak jarang, terpaksa ada yang terlambat kuliah atau menghadiri rapat-rapat di lingkungan kampus gara-gara hujan. Seperti pengalaman Suharno, tenaga kependidikan di Kantor Pusat UGM, yang suatu ketika terpaksa menunda mengantar surat lantaran hujan di pelataran UGM sangat deras.
Namun, kini hal itu tak terjadi lagi. Memanfaatkan layanan payung gratis, Suharno kini tetap beraktivitas meski hujan mengguyur. “Alhamdulillah, sekarang ada layanan peminjaman payung gratis. Saya tidak lagi repot bila harus ke unit-unit atau fakultas bila hujan,” katanya, Jumat (6/1).
Hujan bagi sebagian orang memang menjadi berkah. Namun, bagi sebagian yang lain mungkin mendatangkan perasaan was-was, apalagi yang tinggal di kawasan rawan banjir. Di UGM, berbagai agenda kegiatan pun terkadang terpaksa mundur akibat hujan.
Melihat peristiwa yang senantiasa berulang di setiap tahun, Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga UGM mulai akhir tahun 2011 menyediakan layanan peminjaman payung gratis. “Ini ide yang tidak terencana. Jadi, hanya merespon bila musim hujan tiba, banyak warga wilayah Kantor Pusat mau keluar menunda hanya karena hujan,” ujar Agus Hartono, S.E., M.Ec.Dev. menanggapi keberadaan layanan payung tersebut.
Agus sendiri pernah melihat saat hujan turun, hanya sekadar menuju tempat parkir, banyak orang harus menunggu saat ada tumpangan payung. Oleh karena itu, ia ingin menghilangkan hambatan-hambatan kecil semacam ini. “Ini mungkin upaya nyata agar berbagai aktivitas di Kantor Pusat tidak berhenti di saat hujan,” kata Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga ini.
Layanan peminjaman payung gratis dibuka di tiga titik, yakni Balairung, sisi selatan Kantor Pusat, dan di dekat Direktorat SDM UGM. Dengan menyisihkan alokasi dana, Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga hingga kini telah menyediakan 10 payung di tiap titik. “Mudah-mudahan nanti bisa berkembang dan tentu saja berharap ditiru unit-unit atau fakultas di lingkungan UGM. Ini mirip warung kejujuran. Jadi, siapapun boleh meminjam payung, asal setelah selesai dikembalikan di tempat semula,” pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)