YOGYAKARTA – Tanaman kunyit banyak terdapat di Indonesia dan telah digunakan oleh masyarakat secara tradisional, baik sebagai makanan maupun obat. Penelitian ilmiah kunyit yang diketahui mengandung kurkumin telah terbukti mempunyai khasiat antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, antikanker, dan antitumor.
Di Fakultas Farmasi UGM, kurkumin telah dikembangkan menjadi molekul baru yang mempunyai efek analgetika-anti inflamasi yang lebih paten dan dapat dimanfaatkan untuk terapi kanker. “Ada seratus molekul baru yang kita temukan dan delapan di antaranya sudah kita patenkan,†kata peneliti kurkumin dari Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Supardjan, M.S., Apt., yang ditemui di sela-sela seminar Kunyit (curcuma longa), Tinjauan Filosofis dan Ilmiah, Selasa (17/1). Seminar yang berlangsung di Ruang Unit V Fakultas Farmasi ini diselenggarakan dalam rangka purnatugas Prof. Supardjan yang memasuki masa purnakarya sebagai dosen Farmasi.
Pria kelahiran Yogyakarta, 65 tahun lalu ini mengatakan dari hasil penelitiannya, kunyit yang mengandung senyawa kurkuminoid yang berwarna kuning ternyata mengandung molekul kurkumin, demetoksin kurkumin, dan bisdemetoksin kurkumin. Untuk turunannya, kurkumin bahkan telah diteliti lebih lanjut. “Turunan yang merah lebih ke antiinflamasi, sedangkan yang berwarna kuning lebih senang melindungi hati (hepatoprotektor),†ujarnya.
Menurut pengakuan Supardjan, kurkumin juga baik bagi penderita diabetes untuk mencegah terjadinya pembekuan atau penggumpalan darah. Bahkan, khasiat kurkumin telah dibuktikan sendiri oleh Supardjan. “Saya sudah 18 tahun menderita diabetes. Minum 1-2 gelas sehari,†terangnya.
Meski kurkumin baru dikembangkan sebatas obat herbal dan belum dijadikan obat kimia karena membutuhkan uji klinis dengan waktu lebih lama dan biaya besar, menurut Supardjan, penelitian ilmiah obat-obatan dari tanaman asli Indonesia perlu dikembangkan lebih jauh lagi. “Apalagi untuk jamu, bukan hanya kunyit yang perlu diekplorasi,†imbuhnya.
Peneliti farmakologi Fakultas Kedokteran UGM, Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD, mengatakan ekstrak rimpang kunyit juga efektif sebagai anti radang pada penderita penyakit sendi (osteoarthritis). Penelitian bersama dengan anggota tim lainnya berhasil melakukan penelitian terhadap 80 penderita osteoarthritis. “Ekstrak rimpang kunyit ini memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar MDA (malondialdehida-red) cairan sinovia sendi lutut,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)