GUNUNGKIDUL-Masyarakat di Desa Beji, Kecamatan Ngawen mengaku masih membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan untuk meningkatkan usaha mereka baik di sektor pertanian, peternakan, kerajinan, serta UMKM yang selama ini telah dirintis bersama UGM. Hal ini mengemuka dalam acara Sarasehan Pengembangan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Desa Binaan Fakultas Biologi bertempat di Balai Desa Beji, Selasa (31/1).
Acara yang merupakan rangkaian dari program I-MHERE (Indonesia Managing Higher Education for Relevancy & Efficiency) tersebut dihadiri oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc., Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan dan Umum Dra. Mulyati Sarto, M.Si., PIC I-MHERE Aktifitas 3.1, Slamet Widiyanto, S.Si.,M.Si., Dosen Fakultas Biologi Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes., serta Kepala Desa Beji, Sularti.
Menurut penuturan Supardi, warga Daguran Lor, Beji, adanya pendampingan dari pihak UGM diharapkan usaha yang telah dilakukan warga seperti di sektor pertanian tidak stagnan. Selain itu dalam pengamatannya warga setempat masih rendah penguasaannya di sektor teknologi.
“Akan berkembang jika ada pendampingan. Apalagi penguasaan warga pada teknologi juga masih rendah,â€papar Supardi.
Selain itu Slamet, selaku pengelola desa wisata Wonosadi, menuturkan beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan hutan adat dan konservasi itu. Selain persoalan kelembagaan kualitas SDM yang dimiliki masih rendah.
“Seharusnya dengan struktur kelembagaan yang kuat hutan adat dan konservasi Wonosadi akan semakin maju dan menjadi ikon Desa Beji ini,â€kata Slamet.
Lain lagi penuturan Sukiyo, warga Sidorejo. Dalam kesempatan itu Sukiyo berharap pihak UGM bisa melatih warga membuat makanan pengganti pelet untuk pakan lele. Hal ini penting dilakukan karena budidaya lele yang telah dirintis bersama UGM telah berkembang dengan hasil yang menjanjikan. Sayangnya, warga terkendala dengan mahalnya harga pelet di pasaran.
“Kalau bisa pihak UGM membuat pakan alternatif selain pelet yang murah sehingga akan sangat membantu kami,â€harap Sukiyo.
Kepala Desa Beji, Sularti menambahkan peran UGM khususnya bagi warga Beji sangat penting. Banyak program yang telah dilakukan dan cukup berhasil sehingga ikut memajukan usaha masyarakat di sana. Ia mencontohkan belum lama lalu Fakultas Biologi melalui I-MHERE telah mengucurkan dana stimulan sebesar Rp 50 juta rupiah untuk sepuluh kelompok masyarakat di Beji.
“Dari dana yang digulirkan itu sudah memberikan bukti dan manfaat yang nyata. Baik itu dipergunakan warga untuk usaha kerajinan, peternakan, pupuk organik hingga budidaya ikan lele dan jamur tiram,â€terang Sularti.
Menanggapi hal tersebut Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. mengatakan UGM siap membantu pengembangan usaha warga Beji. Di hadapan warga Peni menjelaskan agar dalam setiap usaha yang dilakukan warga tetap harus menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Usaha yang dilakukan diharapkan bersifat futuristik dengan tetap memperhatikan beberapa aspek seperti ekonomi, ekologi dan sosiopolitik.
“Pada dasarnya semua akan kembali ke alam sehingga kita harus punya tanggung jawab individu dan menghormati lingkungan sekitar. Alamlah yang selama ini telah mendidik manusia,â€tutur Peni.
Senada dengan Peni, Mulyari Sarto juga mengingatkan beberapa faktor yang harus diperhatikan warga setempat dalam pengembangan usaha yang telah dirintis. Beberapa faktor itu diantaranya persoalan kualitas SDM, keuangan, dan aset.
Warga Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Gunung Kidul, yang berjumlah lebih dari lima ribu penduduk ini kebanyakan bekerja di sektor pertanian, peternakan, dan wirausaha tradisional seperti kerupuk rambak. Sayangnya, warga setempat belum dapat mengoptimalkan hasil pertaniannya, seperti padi, kedelai, jagung maupun wirausaha lainnya sehingga perlu pendampingan. Akibatnya, hasil pertanian dan wirausaha yang digeluti menjadi tidak maksimal.
PIC I-MHERE Aktifitas 3.1, Slamet Widiyanto, S.Si., M.Si mengatakan hal inilah yang merupakan alasan Desa Beji serta Kemadang menjadi desa binaan Fakultas Biologi melalui Education for Sustainable Development (EfSD) program I-MHERE. Pembinaan dua desa tersebut selain dilakukan oleh Fakultas Biologi juga melibatkan LPPM UGM dan KKN mahasiswa (Humas UGM/Satria AN)