Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM lantik 40 dokter baru, terdiri dari 13 dokter laki-laki dan 27 dokter perempuan di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (15/10). Pada pelantikan dokter kali ini, 40 orang dokter diambil sumpahnya agar selalu memegang teguh integritas dan menjaga moral dalam melayani masyarakat sesuai dengan bidang ilmu dan kompetensinya. Dengan bertambahnya dokter baru tersebut, sampai saat ini, FK-KMK UGM telah berhasil meluluskan sebanyak 10.929 dokter, dengan rincian 5.929 dokter laki-laki dan 5.000 dokter perempuan.
Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH, mengatakan lulusan dokter baru UGM harus mampu mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Sebab, harapan masyarakat kepada tenaga kesehatan tentu akan jauh lebih tinggi seiring problematika kesehatan yang semakin kompleks dan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. “Namun begitu semakin banyak pintu terbuka lebar bagi anda semua untuk membangun karir yang cemerlang di bidang kesehatan,” terang Yodi.
Yori berpesan agar para lulusan dokter juga harus tetap harus mau belajar untuk pembaruan ilmu dan kompetensi di bidang kesehatan serta mengutamakan pendekatan lintas disiplin, lintas profesi dalam melayani masyarakat Indonesia. “Disamping tetap untuk menjaga moral, etika, serta menjaga nama baik almamater,” pesannya.
Kepala Program Studi S1 Kedokteran FK-KMK UGM, Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM menyampaikan ucapan selamat pada lulusan dokter baru. Ia melaporkan bahwa pada pelantikan 40 dokter baru kali ini, rata-rata nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah 3.63. Terdapat dua lulusan yang mendapat predikat IPK tertinggi yaitu 3.8, yakni Adinda Nurul Hidayah dan Akbar As Sakhaab Fiisabiilillah.
dr. Nathanael Vetra Purba, perwakilan salah satu dokter baru menyampaikan dirinya memerlukan waktu kurang lebih enam tahun belajar dan berproses hingga akhirnya dilantik sebagai dokter baru. Dalam kurun waktu tersebut mereka juga diajarkan oleh banyak hal mengenai perjuangan kerja keras. “Fase kehidupan juga diperlihatkan kepada kami. Dari menangis haru, hingga menangis pilu. Saya berharap pengalaman itu menjadi semangat tersendiri bagi kami semua sebagai dokter,” ujarnya.
Penulis : Lintang
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Sitam/FKKMK