YOGYAKARTA – Empat tipologi strategi yang digunakan oleh perbankan dalam menyalurkan dananya, yakni konservatif, oportunistik, spekulatif dam progresif. Hal itu dilakukan perbankan untuk merespon pada perubahan aspek regulasi dalam bentuk perubahan strategik perusahaan dengan lingkungan bisnis.
Penelitian terhadap 126 perbankan dari total 129 bank yang masih bertahan sejak terkena krisis tahun 1999, ditemukan banyak perubahan tipologi strategi yang dilakukan perbankan dalam menyalurkan dananya. Di tahun 1999, sekitar 56 % perbankan bersifat spekulatif, 23 % bersifat progresif dan 26% bersifat soportunistik. Lalu pada tahun 2000, sebanyak 62% bersifat progresif, 30% progresif, 33% oportunistik dan 29% bersifat konservatif. Hingga kemudian di tahun 2006 teridentifikasi 57% bersifat konservatif, 40% progresif dan 3% bersifat spekulatif. “Dan tahun 2007 ada 55% perusahaan perbankan bersifat konservatif dan 43% bersifat progresif,†kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A dalam ujian terbuka promosi doktor di fakultas Ekonomika dan Bisnis, Selasa (7/2).
Dalam pemaparan disertasinya yang berjudul ‘peran sumberdaya berwujud dan tidak berwujud dalam pergeseran kelompok strategik pada industri perbankan di Indonesia, promovenduz menegaskan perubahan strategik dipengaruhi oleh sumberdaya yang berwujud (tangible) dan sumberdaya tidak berwujud (intangible). Sumberdaya berwujud meliputi sumberdaya fisik, finansial dan kinerja tahun sebelumnya. Lalu sumberdaya tidak berwujud, meliputi kapasitas teknologi, modal insani, reputasi dan perubahan CEO.
Menurut penelitian Ahadiyat, sumberdaya fisik tidak berperan baik sebagai inhibitor atau blocker maupun sebagai promotor dalam perubahan strategik. Sementara sumberdaya finansial tidak berpengaruh pada pergeseran kelompok strategik atau gagal untuk berperan baik sebagai inhibitor atau blocker maupun sebagai promotor atau driver dalam perubahan strategik. “Kinerja tahun sebelumnya tidak berpengaruh pada pergeseran kelompok strategik. Sedangkan kapasitas teknologi berpengaruh pada pergeseran kelompok strategik,†katanya.
Adapun modal insan tidak berpengaruh pada pergeseran kelompok strategik. Sedangkan reputasi dan pergantian CEO berpengaruh pada pergeseran perubahan strategik. (Humas UGM/Gusti Grehenson)