Dalam beberapa waktu terakhir warga Kota Depok, Jawa Barat diresahkan dengan merebaknya kembali serangan penyakit flu Singapura yang pada tahun sebelumnya telah menyerang warga Jakarta dan sekitarnya. Data terakhir dari Dinas Kesehatan setempat menyebutkan setidaknya terdapat 26 warga baik dewasa maupun balita di daerah tersebut positif terinfeksi virus flu Singapura ini.
Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru-Paru Fakultas Kedokteran UGM, Dr. Sumardi, SpPD, KP., menuturkan bahwa flu Singapura bukanlah penyakit yang berbahaya. Meskipun begitu, ia meminta masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh virus coxsacie A16 (CA 16) dan EV71 ini, terutama jika terjadi pada balita.
“Masyarakat tidak usah panik dalam menghadapi kejadian ini karena virus flu Singapura ini memang tidak mematikan. Namun begitu juga menganggap enteng tetap perlu diwaspadai khususnya terhadap mereka yang mempunyai daya tahan tubuh rendah seperti anak-anak dan balita apalagi yang menderita asma, kelainan jantung dan paru-paru,†tegasnya saat di temui di RSUP Dr. Sardjito Jum’at (10/2).
Sumardi menyebutkan penderita yang terserang penyakit ini biasanya akan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Apabila anak-anak yang menderita asma, kelainan paru-paru dan jantung terkena flu Singapura dan daya tahan tubuhnya tidak bagus maka penyakit ini akan memperberat penyakit bawaannya. “ Sebetulnya virus ini tidak akan menimbulkan kematian, kecuali penderita memiliki penyakit lain misalnya asma, jantung, paru-paru, dan ginjal. Apabila tidak diantisipasi, sengan daya tahan tubuh yang menurun akan memberatkan penyakit yang diderita bahkan mengakibatkan kematian,†jelasnya.
Flu Singapura dalam ilmu kedokteran dikenal dengan Hand Foot and Mouth Disease (HFMD). Gejala awal dari penyakit ini menyerupai flu pada umumnya seperti demam, sakit tenggorokan, pilek, tetapi disertai dengan munculnya bintil-bintil berwarna merah berisi cairan di telapak tangan, kaki dan mulut. Flu Singapura memiliki masa inkubasi sekitar 2-4 hari “Penyakit ini memang banyak menyerang anak-anak dan balita dan jarang menyerang orang dewasa karena memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat. Kalau dewasa biasanya yang muncul hanya sariawan,†tutur pria yang juga bertugas di sub bagian SMF Paru-Paru RSUP Dr. Sardjito ini.
Sumardi mengatakan bahwa tidak ada obat khusus yang digunakan untuk virus flu Singapura ini. Biasanya dokter akan memberikan multivitamin untuk menaikkan daya tahan tubuh seperti yang biasa diberikan pada penderita influenza, obat penurun panas untuk mengatasi demam, dan salep untuk bintil-binti di kulit. “ Sebenarnya tidak ada obat khusus untuk penyakit ini. Penderita akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuhnya sudah membaik,†ungkapnya.
Flu Singapura mudah menular dan terjadi ketika kontak langsung saat bicara, batuk, dan bersin. Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ini, Sumardi menyarankan agar penderita tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain terutama pada anak-anak yang rentan terhadap penyakit. Apabila ingin beraktivitas disarankan untuk menggunakan penutup muka/masker untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit. Selain itu juga menjaga pola hidup yang sehat dengan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“ Kalau diberikan vaksinasi sepertinya tidak akan efektif karena virus flu sifatnya mudah berubah, mudah bermutasi. Jadi kalau mau diberikan vaksin akan susah dan hanya bisa bertahan 1-2 tahun habis itu ya harus di vaksin lagi tidak bisa seumur hidup seperti hepatitis dan campak. Untuk itu perlu jaga pola hidup sehat agar daya tahan tubuh terjaga,†pungkasnya. (Humas UGM/Ika)