YOGYAKARTA – Untuk meningkatkan kemampuan diplomasi dan negosiasi di tingkat internasional melalui simulasi sidang PBB, UGM menyelenggarakan Jogja International Model United Nation (JOINMUN) 2012 pada 3-6 Mei di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Acara ini memberikan kesempatan bagi peserta dari berbagai negara untuk berperan sebagai delegasi dalam empat pilihan forum, yakni Dewan keamanan, Majelis Umum, Liga Arab dan G-20.
Ketua panita JOINMUN Adisty B. Pratama mengatakan acara simulasi sidang perdana yang diprakarsai oleh UGM MUN Community untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia. Sebelumnya, kegiatan semacam ini rutin dilaksanakan oleh universitas di Amerika, Belanda dan Korea. Menurut Adisty, kegiatan ini bertujuan mewadahi aspirasi calon diplomat masa depan dan membangun hubungan antar mahasiswa internasional untuk peduli dan memberikan solusi terhadap permasalahan global. Para peserta akan memperbicangkan berbagai permasalahan internasional seperti krisis politik di Libya dan Suriah, hak-hak kelompok minoritas, yurisdikasi mahkamah internasional, pelestarian warisan budaya lokal hingga krisis finanasial global. “Hasil resolusi ini akan direkomendasikan ke PBB sebagai pemikiran anak-anak muda,†katanya kata Adisty kepada wartawan di fakultas Hukum, Senin (13/2) .
Dia menyebutkan, Simulasi sidang PBB ini rencananya akan diikuti 200 peserta dari berbagai negara seperti India, Irak, Thailand, Taiwan, dan Bangladesh. Namun demikian, para peserta yang sudah mendaftar akan diseleksi terlebih dahulu. Karena untuk menjadi delegasi setiap peserta harus melakukan riset tentang perkembangan kondisi sosial politik Negara lain. “Karena setiap peserta tidak mewakili negaranya masing-masing. Mereka juga diharuskan juga menguasai tema-tema yang diperbincangkan,†katanya.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum UGM, Dr. Sigit Riyanto, S.H.,LL.M menyambut baik penyelenggaraan JOINMUN sebagai salah satu kegiatan yang bersifat internasional. Dia menerangkan, Kegiatan MUN mengikuti model yang terjadi dari kegiatan internasional di PBB, dimana peserta bertindak mewakili delegasi negara anggota PBB yang duduk dalam konferensi internasional. “Memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar memahami dan menghayati bagaimana proses organisasi internasional lewat riset, drafting, dan praktek diplomasi dan negosisasi,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)