Fakultas Ilmu Budaya UGM, Senin (11/8) di kampus setempat menyelenggarakan Pertemuan Pra-Konferensi tentang “Ekonomi, Identitas Kultural dan Demokrasi Politik di Indonesia, 1945-1960an”. Menurut Ketua Jurusan Sejarah FIB UGM Drs Adaby Darban SU, kegiatan konferensi pendahuluan ini merupakan hasil kerjasama FIB UGM dengan Institut Sejarah Indonesia (InSi), Jurusan Sejarah Universitas Leiden, Fakultas Ilmu Sosial Vrije Universiteit Amsterdam, Institut Dokumentasi Perang Belanda (NIOD) dan Research School of Asian and Pasific Studies, Australian University canberra Australia.
Kata Adaby, pertemuan pra konferensi ini bertujuan memperkenalkan program penelitian yang fokusnya adalah kemunculan ekonomi nasional, identitas kultural dan demokrasi politik menyusul saat-saat kritis dekolonisasi pada awal-kemerdekaan Indonesia 1945-1960an. Program penelitian ini merupakan tindak lanjut proyek ‘Indonesia across Orders’ yang pada tahun 2006 telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan sukses oleh Institut Belanda untuk Dokumentasi Perang (NIOD).
Program ini awalnya merupakan kerjasama antara UGM, Universitas Leiden dan Australian National University dan telah dimulai akhir 2007 dengan proyeksi kegiatan berlangsung hingga 2010. Bertindak selaku koordinator program Thomas Lindblad dari Universitas Leiden didampingi Prof Robert Cribb dari Australian National University dan Prof Bambang Purwanto dari UGM.
“Tujuan utama program penelitian ini adalah merangsang penelitian di Indonesia tentang sejarah periode awal kemerdekaan dengan memanfaatkan jaringan internasional dan peluang-peluang baru, yang tercipta sejak keruntuhan rejim Orde Baru tahun 1998, untuk mengkaji dan memaknai masa lalu. Pada saat yang sama, program penelitian ini juga dimaksudkan untuk memajukan akses pada sumber-sumber data tentang Indonesia selama periode Sukarno yang tersimpan di Australia dan Belanda,” ujarnya.
Program penelitian ini diharapkan menghasilkan sejumlah publikasi dan workshop dan pertemuan pra-konferensi ini merupakan forum publik untuk membabar dan mengenalkan arah penelitian yang akan dikerjakan. Selain itu, pertemua pra-konferensi ini memberikan kesempatan kepada para peneliti yang menggarap periode pascakolonial Indonesia untuk membagikan pengetahuan dan keahlian mereka.
“Khususnya tentang topik-topik yang sedang diteliti. Dengan cara ini, pertemuan pra-konferensi dapat menciptakan jaringan (baru) para peneliti,” tambah Adaby.
Pertemuan pra-konferensi dibuka Dekan FIB Prof Dr Syamsul Hadi dihadiri sejumlah pembicara antara lain Thomas Lindblad, Prof Bambang Purwanto, Purnawan Basundoro, Baha’Uddin, Mutiah Amini, Agus Suwignyo dan dari mahasiswa Pascasarjana FIB Muh Nasir, Nasihin dan Umi Barjiyah. Mereka membahas berbagai topik Kewirausahaan Pribumi dalam Ekonomi Pasca-Kolonial, Identitas Kultural dalam Masyarakat Pasca-kolonial, Pemilihan Umum dalam Kehidupan Politik Pasca-Kolonial, serta Pengenalan Program dan Launching Web InSi. (Humas UGM)