
YOGYAKARTA-Rektor UGM Prof.Ir.Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D meresmikan Konsentrasi Keminatan Teknik Alat Berat Program Diploma Teknik Mesin UGM yang bekerjasama dengan dengan PT.Hexindo Adiperkasa Tbk (subsidiary Hitachi Heavy Equipment Jepang). Dengan dibukanya minat konsentrasi alat berat ini, akan melengkapi minat konsentrasi lain yang sudah ada sebelumnya, yaitu Teknik Manufaktur dan Teknik Otomotif Suzuki Gadjah Mada.
Selain Rektor, hadir dalam peresmian tersebut Presiden Direktur PT.Hexindo Adiperkasa, Kardinal A.Karim, Director of Product Support PT.Hexindo Adiperkasa Tbk Eiji Fukunishi, serta Hideo Satake selaku Director of Administration PT Hexindo Adiperkasa Tbk.
Sebelum peresmian oleh Rektor, Ketua Program Diploma Teknik Mesin UGM (PDTM) Wikan Sakarinto menjelaskan bahwa pendirian program ini sesuai dengan studi pasar dan filosofi pengembangan program diploma yang bersifat market driven atau kebutuhan nyata di dunia kerja. Pada tahun ajaran ini, kata Wikan, direncanakan minat konsentrasi Alat Berat memiliki level pendidikan program D4. Namun, tidak menutup kemungkinan lain, tahun ini dibuka sebagai program D3 dulu, lalu pada tahun 2013 akan dinaikkan menjadi program D4.
“Cukup prospektif apalagi dengan melihat antara jumlah perkembangan alat berat yang ada dengan sumber daya manusia yang dimiliki belum seimbang,â€papar Wikan, Kamis (16/2)di Sekolah Vokasi Program Diploma Teknik Mesin UGM .
Ia menambahkan untuk tahap pertama nanti pihaknya akan menerima sekitar dua kelas untuk Konsentrasi Alat Berat tersebut. Setiap kelasnya kurang lebih berisi 30 mahasiswa baru. Dipilihnya kerjasama dengan PT.Hexindo Adiperkasa, Wikan memberikan gambaran bahwa saat ini minimal ada 12 ribu unit alat berat produksi PT.Hexindo di lapangan yang harus di-maintain.
1 unit di-maintain oleh 1 mekanik (lulusan SMK). 2 mekanik lulusan SMK itu bekerja di bawah komando 1 foreman (lulusan D3). 2 foreman ini di bawah komando 1 supervisor (lulusan D4). Sehingga dalam waktu ini dibutuhkan sekitar 3000 lulusan D4.
“Padahal, berdasar proyeksi pasar yang ada, dalam beberapa tahun ke depan jumlah unit alat berat (produksi PT.Hexindo Adiperkasa Tbk) di lapangan akan meningkat menjadi kurang lebih 20 ribu,â€urai Wikan.
Sementara itu Rektor UGM Prof Sudjarwadi menyambut baik pembukaan Konsentrasi Keminatan Teknik Alat Berat Program Diploma Teknik Mesin UGM tersebut. Rektor menilai negara Jepang sejauh ini telah memberikan contoh yang baik dalam pengelolaan sumberdaya alam sehingga bisa dilakukan pula oleh negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Hal ini menurut Rektor salah satunya juga didukung melalui program Southeast Asia Engineering Education Development Network (SEED-Net).
“Program ini cukup berhasil sebagai proyek pendidikan di dunia yang didukung oleh JICA,â€ujar Sudjarwadi.
Prof Sudjarwadi mengatakan pembukaan Konsentrasi Peminatan ini merupakan keputusan yang visioner dan akan memberikan inspirasi bagaimana pemanfaatan alat berat yang baik untuk mengelola sumber daya alam yang masih melimpah di Indonesia.
Presiden Direktur PT.Hexindo Adiperkasa Tbk, Kardinal A.Karim pada acara itu menuturkan bahwa kerjasama dengan UGM ini merupakan kerjasama yang pertama di tingkat perguruan tinggi. Kardinal menegaskan bahwa teknologi dan kebutuhan alat berat di Indonesia semakin besar sehingga memerlukan SDM yang handal.
“Maka untuk itulah kita bekerjasama dengan UGM,â€papar Kardinal.
Usai peresmian Konsentrasi Keminatan Teknik Alat Berat dan penandatanganan prasasti Pusdiklat Teknik Alat Berat Hexindo Gadjah Mada, Rektor bersama jajaran PT.Hexindo meninjau langsung gedung Pusdiklat. Selain itu diperagakan pula pemakaian ekskavator produksi PT.Hexindo oleh salah satu dosen PDTM UGM serta Director of Product Support PT.Hexindo Adiperkasa Tbk, Eiji Fukunishi (Humas UGM/Satria AN)