Jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gas rumah kaca, maka dunia di tahun 2050 akan mengalami guncangan iklim dan kondisi. Resor ski di pengunungan Alpin kemungkinan ditutup karena kekurangan salju. Pantai-pantai Mediterania akan hilang dengan meningkatnya permukaan air laut. Demikian pula Gurun Sahara bergerak dari Mediterania ke arah Selatan Spanyol dan Sicilia.
Demikian disampaikan Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof (Hon) Ir Rachmat Witoelar saat Presentasi Pada Studium Generale di Fakultas Geografi UGM, Senin (11/8). Dihadapan civitas akademika UGM, dirinya menyampaikan orasi bertajuk “Pemanasan Global, Perubahan Iklim & Pembangunan Berkelanjutan: Peran Strategis Indonesia Dalam Mengatasi Perubahan Iklim”.
Selain itu, katanya, beberapa wilayah dipermukaan bumi akan mengalami kekurangan air. Seperti kekurangan air di Timur Tengah. Hilangnya delta sungai Nil. lantas, sepertiga bagian Bangladesh terancam serta hilangnya kepulauan Maldives dan lain-lain.
“Indonesia pun tak lepas dari dampak kerusakan alam ini. Beberapa daerah di pesisir pantai akan terancam karena tenggelam, seperti pinggiran pantai di Jakarta,” ujarnya.
Beberapa strategi pun disusun dan dilakukan sejak kini. Kata Menteri beberapa aspek strategis penanganan perubahan Iklim di Indonesia tersebut antara lain langkah strategis membentuk Dewan Nasional Perubahan Iklim (Perpres 46/2008). “Yaitu mengintegrasikan kebijakan untuk melanjutkan keputusan Bali Roadmap kedalam kebijakan nasional dan daerah Melaksanakan RAN PI (Rencana Aksi Dalam Menghadapi Perubahan Iklim) serta mensosisasikannya ke banyak pihak,” tambahnya. (Humas UGM)