• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Sekolah Perlu Didesain Sebagai Shelter

Sekolah Perlu Didesain Sebagai Shelter

  • 02 Maret 2012, 09:25 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4626
  • PDF Version
Sekolah Perlu Didesain Sebagai Shelter

YOGYAKARTA – Pemerintah disarankan mengikuti langkah yang dilakukan oleh pemerintah Jepang yang menggunakan gedung sekolah sebagai shelter bagi pengungsi jika terjadi bencana. Karenanya perlu dirancang bangunan sekolah yang tahan gempa dengan fasilitas sanitasi yang lebih baik.

Hal itu disampaikan oleh Pakar bencana asal Jepang, Prof. Stefano Toshiya Tsukamoto, ditemui di sela kuliah umum ‘Manajemen Bencana dan Partisipasi Masyarakat’ di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol), Kamis (1/2).

Dosen pengajar sekolah pascasarjana Ilmu Politik Internasional, Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Aoyama Gakuin, Tokyo, Jepang ini menegaskan konsep manajemen bencana yang diterapkan di Jepang belajar dari pengalaman bencana gempa di Kobe tahun 1995. “Sekarang di Jepang gedung sekolah digunakan untuk tempat penampungan pengungsi. Selain mengajarkan simulasi bencana,” katanya.

Bangunan sekolah yang kuat bukan hanya diperuntukan untuk tempat shelter tapi juga melindungi keselamatan anak-anak saat terjadi gempa. “Di Jepang, sekolah-sekolah dibangun agar bisa resisten terhadap gempa,” katanya.

Dari pengamatannya terhadap model penanganan pasca bencana di Indonesia yang asih menempatkan pengungsi tinggal di bawah tenda yang menurutnya sangatlah tidak nyaman. Karenanya perlu dicarikan gedung yang baik dan nayaman, yakni gedung sekolah. ”Orang akan menghadapi masalah serius ketika hidup di tenda, padahal dia tertimpa bencana,” ungkapnya.

Dia menyoroti kondisi Indonesia tidak berbeda jauh dengan Jepang sebagai Negara yang rawan terkena bencana, mulai dari bencana gempa bumi, tsunami hingga erupsi gunung berapi. Sehingga pemerintah dinilai perlu untuk memprioritaskan partisipasi masyarakat dalam program manajemen pasca-bencananya. “Manajemen bencana tidak harus selalu diartikan sebagai proses top-down, dimana pemerintah menjadi aktor yang berperan dalam penentuan kebijakan manajemen bencana dan mengimplementasikan pada masyarakat,” katanya.

Dia menambahkan, partisipasi masyarakat merupakan solusi atas kesulitan yang selama ini selalu timbul dalam metode manajemen pasca-bencana yang tidak menyertakan keterlibatan masyarakat itu sendiri. “Permasalahan yang biasanya timbul adalah adanya keenjangan di dalam program manajemen bencana itu sendiri,” katanya.

Sementara Dosen Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhadi Sugiono, masyarakat Jepang memiliki karakter yang kuat dalam mengahdapi bencana dan pasca bencana. “Mereka bisa hidup erat satu sama lain. Itu semua berkat kemampuan politik pemerintah dalam menyiapkan masyarakat agar siap dengan bencana,” tuturnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Masih Berharap Kehadiran Shelter Untuk "KTD"

    Saturday,24 July 2010 - 4:42
  • Mahasiswa UGM Usung Ide TransApp untuk Memudahkan Pengguna Trans Jogja

    Wednesday,08 February 2017 - 10:17
  • KKN Tematik PPM UGM Bantu 125 Rumah Shelter

    Thursday,22 March 2007 - 15:45
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Huntara "Bongkar Pasang"

    Monday,14 July 2014 - 9:12
  • Epidemiolog UGM: Sekolah Tatap Muka Berisiko Memunculkan Klaster Baru

    Monday,17 August 2020 - 0:03

Rilis Berita

  • Mendiskusikan Borobudur Sebagai Kawasan Wisata Super Prioritas 28 June 2022
    Borobudur berbeda dengan destinasi-destinasi wisata yang lain, semisal Dieng, Sangiran dan lain-l
    Agung
  • Epilepsi dan Penanganannya 28 June 2022
    Epilepsi atau banyak dikenal sebagai ayan adalah gangguan kelistrikan yang terjadi di dalam otak.
    Satria
  • UGM Dukung Mitigasi Perubahan Iklim Lewat Kegiatan Tridarma 27 June 2022
    UGM menyatakan komitmennya dalam upaya mendukung mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global
    Ika
  • Peneliti UGM Beri Masukan Terkait Pengelolaan Cukai Tembakau ke BAKN DPR 27 June 2022
    Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (B
    Gloria
  • Epidemiolog UGM: Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Klaster Libur Lebaran dan Varian Omicron Baru 27 June 2022
    Belakangan ini jumlah kasus harian Covid-19 lebih dari 2,000 kasus. Total jumlah kasus aktif hing
    Gusti

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual