• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Politik Pencitraan Munculkan Keraguan Pemerintah Tentang Penghapusan Subsidi BBM

Politik Pencitraan Munculkan Keraguan Pemerintah Tentang Penghapusan Subsidi BBM

  • 05 Maret 2012, 07:00 WIB
  • Oleh: Satria
  • 6405
Politik Pencitraan Munculkan Keraguan Pemerintah Tentang Penghapusan Subsidi BBM

YOGYAKARTA-Keraguan pemerintah tentang subsidi BBM di tahun 2011 lalu lebih disebabkan karena kentalnya nuansa politik pencitraan. Pemerintah juga cenderung tidak tegas dalam penyusunan strategi penghapusan subsidi BBM yang paling optimal. Bahkan, roadmap pengurangan subsidi BBM yang disusun oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral juga tidak direalisasikan oleh pemerintah. Lebih dari itu, hasil rekomendasi kajian konsorsium 3 universitas yang terdiri dari UGM, UI, dan ITB di tahun 2011 diabaikan oleh pemerintah. Padahal, kajian pengendalian subsidi tersebut merupakan amanat UU Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011.

“ Jika masalahnya adalah pencitraan, idealnya pemerintah bertanya kepada masyarakat mengenai metode penurunan subsidi BBM sekaligus realokasi penghematan anggaran dari penurunan tersebut,”papar peneliti dari Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Dr. Rimawan Pradiptyo, Senin (5/3).

Dalam pandangan Rimawan subsidi BBM telah melampaui batas kewajarannya, terutama pada tahun 2011 lalu. Pemerintah menetapkan subsidi BBM sebesar Rp129,7 triliun di APBN-P 2011 namun realisasinya mencapai Rp160 triliun, meningkat sebesar 23,4%. Ketidakwajaran ini terjadi karena konsep subsidi yang salah yaitu penerapan pada komoditas dan bukan pada individu atau kelompok sasaran. Akibatnya subsidi salah sasaran, karena subsidi lebih banyak dinikmati rumah tangga kaya daripada rumah tangga miskin

“ Sayangnya lagi, subsidi BBM ini menghambat pemerintah dalam penggunaan anggaran untuk program strategis seperti program pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan daerah,”katanya.

Termotivasi oleh ketidaktegasan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan subsidi BBM dan pentingnya mengetahui respon masyarakat tersebut maka Rimawan bersama peneliti P2EB FEB UGM lainnya, Gumilang Aryo Sahadewo, M.A., melakukan studi mengenai penurunan subsidi BBM dari perspektif rumah tangga.

Penelitian ini merupakan kerjasama antara P2EB FEB-UGM dengan The Economy and Environmental Programs for South East Asia (EEPSEA), Kanada. Penelitian memakan waktu selama 6 bulan dari September 2011-Februari 2012.

Rimawan menjelaskan penelitian yang dilakukan tersebut menggunakan metoda eksperimen, dimana 335 anggota masyarakat non-pelajar dan non-mahasiswa diundang untuk memainkan simulasi permainan di laboratorium komputer FEB UGM. Para peserta eksperimen berasal dari berbagai anggota masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga, tukang parkir, sopir, pedagang angkringan, hingga pegawai negeri dan pegawai swasta.

Tim peneliti, ujar Rimawan, tidak menanyakan mengenai ‘pengurangan subsidi BBM’ namun menanyakan hal yang paling ditakuti oleh pendukung dan pelaku politik pencitraan, yaitu ‘penghapusan subsidi BBM’.

“Tentu saja tidak ada pelaku ekonomi yang ingin subsidi BBM yang telah dinikmati bertahun-tahun akan hilang. Pada kasus kesalahan alokasi subsidi BBM, rumah tangga dihadapkan pada pilihan antara ‘tidak enak’ atau ‘lebih tidak enak’,”terang peneliti yang juga terlibat aktif dalam penelitian konsorsium 3 universitas di tahun 2011 tersebut.

Hasil eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa pilihan kebijakan yang paling dapat diterima rumah tangga adalah kebijakan penghapusan subsidi bertahap dengan realokasi untuk program earmarked (alokasi spesifik). Di sisi lain, pilihan yang paling tidak dapat diterima rumah tangga adalah kebijakan penghapusan subsidi langsung dengan realokasi untuk pembayaran utang pemerintah dan program pemerintah lainnya (alokasi non-spesifik atau non-earmarked).

Selain itu, masyarakat yang tidak memiliki kendaraan bermotor, ternyata lebih ‘berani’ mengambil opsi penghapusan subsidi BBM secara langsung. Hal ini bisa dipahami karena bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan bermotor, penghapusan subsidi BBM tidak berdampak langsung kepada mereka. Skema penghapusan subsidi BBM tidak terkait dengan subsidi minyak tanah, seperti di tahun 2005 dan 2008, sehingga dampak langsung ke rumah tangga yang tidak memiliki motor cenderung minimum (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Pakar UGM Sambut Baik Wacana Penghapusan Premium dan Pertalite

    Wednesday,29 December 2021 - 18:45
  • Mural Berisi Kritik Sosial Bagian dari Ekspresi Seni Jalanan

    Sunday,03 October 2021 - 6:51
  • CATATAN FISKAL 2006: ANGGARAN SEMAKIN KONTRAKTIF

    Thursday,29 December 2005 - 9:45
  • Maksum Sesalkan Merosotnya Subsidi RTM dalam APBN 2010

    Friday,14 August 2009 - 9:00
  • Ekonom: Idealnya Harga BBM Naik Rp 500

    Wednesday,19 June 2013 - 14:54

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual