Fakultas Farmasi UGM kembali melantik 39 apoteker baru. Dengan pelantikan 39 apoteker baru yang berlangsung Gedung Unit I, Fakultas Farmasi UGM, Kamis (15/3) menjadikan total jumlah lulusan apoteker mencapai 5.834 orang.
Dalam pelantikan apoteker baru kali ini tercatat sebanyak 16 lulusan menyandang predikat cumlaude. Sementara Maulana Fazrullah, S. Farm meraih IPK tertinggi, yaitu 3,95. “Sebanyak 38 apoteker baru berasal dari kelas reguler, sedangkan seorang lulusan dari kelas ekstensi,” ujar Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Marchaban, DESS, Apt, saat meyampaikan kata sambutan.
Marchaban lagi-lagi mengatakan profesi apoteker hingga saat ini masih didominasi kalangan wanita dibanding pria. Lulusan kali inipun membuktikan jumlah lulusan apoteker wanita lebih banyak dibanding pria. “Data menunjukkan lulusan apoteker kali tercatat 29 wanita dan 10 lulusan pria,” katanya.
Yugo Susanto, SSi., Apt wakil dari Ikatan Apoteker Indonesia memberikan apresiasi terhadap para apoteker baru. Diingatkan bahwa pelantikan berbeda dengan wisuda sarjana, sebab sumpah apoteker mengandung banyak konsekuensi terkait moral. “Ini bukan sekedar gelar, namun terkait jabatan apoteker. Undang-undang mewajibkan para lulusan mengucap sumpah, tentu menjadi berat konsekuensinya karena yang mengontrol adalah moral,” katanya.
Sebagai orang yang berkecimpung di Asosiasi Ikatan Apoteker Indonesia, Yugo Susanto mengakui tingkat kehidupan para apoteker hingga belum membaik. Sementara muncul wacana di tahun 2014 mulai diberlakukan sistim jaminan sosial secara nasional. “Jika benar diberlakukan, suka tidak suka, mau tidak mau siapapun, dimanapun, sakit apapun tentu biaya akan dibayar oleh asuransi. Harga obat tentu akan ditekan serendah mungkin, dan kita tahu hidup apoteker dari margin harga obat,” ucapnya.
Oleh karena itu, dia mengajak semua pemangku kepentingan mencari formula yang tepat dari sistim jaminan sosial dengan tetap memperhatikan kepentingan dan penghargaan pada apoteker. “Sehingga selain menjamin kompetensi dan mendampingi profesialisme para apoteker, PDIAI terus berusaha menciptakan kondisi terbaik untuk para apoteker,” tandasnya. (Humas UGM/ Agung)