YOGYAKARTA-Terapi psikologi dari waktu ke waktu terus berkembang. Jika sebelumnya kita mengenal adanya terapi humanistik, konseling, kognitif, serta perilaku, maka saat ini telah dikembangkan terapi seni (art therapy). Terapi seni ini dinilai mampu untuk memberikan pelayanan psikologi bagi mereka yang tengah mengalami problem dan tekanan hidup seperti halnya terapi psikologi lainnya terutama bagi mereka yang sulit berkomunikasi secara verbal.
Salah satu pakar yang telah menekuni terapi seni ini adalah Prof.Dr.Evelin Witruk. Dia adalah peneliti, dan psikolog di Institute for Psychology, bagian Pendidikan dan Psikologi Rehabilitasi, Faculty of Biosciences, Pharmacy, and Psychology di Universitas Leipzig, Jerman. Kali ini Evelin Witruk hadir membagikan pengetahuan dan pengalamannya tersebut kepada mahasiswa dan para psikolog bertempat di Fakultas Psikologi UGM.
Menurut Ketua Program Studi Magister Psikologi Profesi, Fakultas Psikologi UGM, Dr.M.G.Adiyanti kehadiran Witruk ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dan para psikolog di Yogyakarta dan sekitarnya tentang terapi seni.
“Kebetulan Witruk ini dalam pengembangan art therapy lebih menekankan kepada painting dan drawing,â€papar Adiyanti, di sela-sela workshop Art Therapy bersama Evelin Witruk, Senin (26/3).
Dijelaskan Adiyanti selama ini mahasiswa maupun profesi psikolog lebih banyak dikenalkan pada pendidikan dan latihan terapi psikologi di tingkat individu, kelompok maupun komunitas dengan terapi yang masih bersifat konvensional.
Ia menambahkan bahwa terapi seni yang dikembangkan oleh Witruk sebelumnya telah dilakukan terhadap anak-anak korban tsunami di Aceh. Terapi seni yang dilakukan kepada anak-anak korban tsunami Aceh ini, imbuh Adiyanti, cukup berhasil untuk memulihkan kembali (recovery) kondisi psikis mereka pasca Tsunami.
Terapi seni tersebut menurut Adiyanti cukup terbuka untuk dikembangkan di Indonesia mengingat sifatnya yang bebas budaya (free culture). Ia memberi contoh untuk dapat menilai dan memberi solusi kepada seseorang yang tengah menghadapi persoalan psikologi bisa dilihat dari kemampuannya menggambar.
“Bisa terhadap anak-anak, remaja hingga orang tua. Misalnya mereka yang bisa menggambar dan tidak bisa menggambar akan terlihat persoalan psikologi yang tengah dihadapi sehingga segera dicari pemecahannya,â€tegas Adiyanti.
Workshop yang digelar kerjasama Program Studi Magister Psikologi Profesi dan Bidang Kerjasama Internasional Psikologi UGM ini menurutnya masih tahap awal. Ke depan masih akan dilakukan pelatihan yang lebih intensif kepada para mahasiswa dan psikolog tentang teknik terapi seni ini (Humas UGM/Satria AN)