Berbagai persoalan terus mendera bangsa Indonesia. Seluruh komponen bangsa dituntut berkontribusi untuk mengurai sejumlah permasalahan yang ada. Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyebutkan merawat bangsa dilakukannya dengan merawat BUMN. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan menyatakan kesiapan membantu mengelola sawah milik petani. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menghindarkan Indonesia dari ancaman ketahanan pangan akibat pengelolaan sawah yang tidak optimal.
â€Kalau petani tidak mau mengelola lahannya lagi, negara yang akan rugi. Jadi silahkan serahkan sawah ke BUMN, kami siap untuk mengelola lahan yang ada dengan lebih baik,†tegasnya, Kamis (29/3) di Pusat Kebudayaan Koesnadi Harjasoemantri (PKKH) UGM.
Dalam talkshow bertema “Pemimpin Muda, Belajar Merawat Indonesia†tersebut Dahlan mengatakan BUMN akan mengambil sebagian hasil panen hasil dari sawah yang telah diserahkan petani ke BUMN. Hal tersebut dilakukan untuk memacu petani untuk meningkatkan hasil panen.
“ Petani tetap bekerja dan digaji. Benih, pupuk, maupun persoalan hama ditangani oleh BUMN,â€ujarnya.
Dahlan berharap dengan pengelolaan yang dilakukan BUMN bisa menambah kesejahteraan petani. Dengan begitu, program pro beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tercukupi.“Meskipun tidak mudah, harapannya gerakan pro beras dapat menghasilkan beras yang baik dengan metode yang benar,â€tuturnya.
Calon Rektor Terpilih UGM masa bakti 2012-2017 Prof. Ir. Pratikno., M.Soc.Sc., mengungkapkan salah satu upaya yang akan dilakukan untuk merawat Indonesia adalah dengan merawat UGM. Menjadikan UGM sebagai rujukan kemajuan bangsa dengan memperhatikan berbagai isu yang berkembang dan memecahkan persoalan melalui pendekatan komperehensif. “UGM harus jadi rujukan kemajuan bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai rujukan kemajuan dunia,†jelasnya
Pada kesempatan itu, Pratikno juga menyoroti impor pangan Indonesia yang terus meningkat. Menurutnya, ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi dengan mengoptimalkan sumber daya asli Indonesia. Berbagai upaya dapat ditempuh untuk mengurai persoalan pangan maupun permasalahan bangsa lainnya. Salah satunya dengan memperkuat integritas manusia Indonesia.
Untuk itu ia menghimbau mahasiswa utuk tidak hanya sibuk berkuliah untuk memperdalam ilmu dan mengasah keterampilan. Namun, juga diimbangi dengan mengasah integritas personal yang bisa diperoleh di luar perkuliahan dalam kegiatan ekstrakulikuler. “Merawat bangsa dapat dilakukan denga merawat integritas sehingga menciptakan Indonesia yang bermartabat,â€tukasnya.
Hanta Yuda, peneliti Indonesia Institute mengatakan bahwa mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa boleh saja bersikap kritis terhadap berbagai persoalan maupun isu yang ada. Namun, sikap kritis tersebut seharusnya diimbangi dengan optimisme. “Kritisme harus diimbangi optimisme. Kepemimpinan yang kuat sangat dibutuhkan,â€jelasnya.
Menurut pandangan Hanta Yuda, saat ini Indonesia minim sosok pemimpin yang menyebarkan optimisme serta konsisten terhadap apa yang dikerjakan. Padahal sikap ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi permasalahan bangsa. “Problem besar bangsa kita sekarang ini bukan karena defisit sumber daya manusianya, tetapi defisit optimisme,â€kata Hanta Yuda. (Humas UGM/Ika)