YOGYAKARTA-Direktur Eksekutif Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) UGM, Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr. berharap agar penelitian para dosen dan mahasiswa di UGM jangan sampai berhenti menjadi sebuah laporan saja. Apalagi penelitian hanya tergantung dari adanya hibah. Yang lebih penting setelah adanya sebuah penelitian menurut Cahyono adalah tindak lanjut dari pengembangan penelitian itu sehingga bisa memberikan manfaat riil kepada masyarakat.
“Jangan hanya berhenti pada adanya sebuah laporan saja. Tapi bagaimana ini bisa dipublikasikan dan memiliki nilai bisnis,â€tegas Cahyono pada acara presentasi pemenang hibah Research Grant on Biodiversity to Improve Quality and The Use of Arboretum, Museum Biology and Sawitsari Field Station, di Fakultas Biologi UGM, Jumat (30/3).
Cahyono mengatakan yang lebih penting lagi adalah bagaimana penelitian yang dihasilkan tersebut bisa dipublikasikan pada jurnal nasional maupun internasional terakreditasi, dipatenkan serta memiliki nilai bisnis sehingga bisa menambah kesejahteraan bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa penelitian-penelitian yang dihasilkan khususnya selama tiga tahun terakhir melalui program I-MHERE ini bisa ikut memacu munculnya penelitian lain di UGM.
“Ini tahun terakhir program I-MHERE. Mudah-mudahan melalui penelitian yang dihasilkan khususnya dari fakultas penerima hibah yaitu Biologi, Kehutanan dan Farmasi bisa memacu munculnya penelitian selanjutnya,â€katanya.
Sementara itu Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc.dalam kesempatan tersebut mengaku bangga dengan banyaknya proposal penelitian yang masuk. Ada 28 proposal masuk dari 18 proposal yang diharapkan. Dari 28 proposal yang masuk tersebut kemudian dipilih enam orang penerima hibah.
“Kompetisinya cukup bagus jika dilihat dari jumlah proposal yang masuk,â€papar Peni.
Peni mengakui untuk melakukan sebuah penelitian jika hanya mengandalkan anggaran dari fakultas memang terbatas. Selama ini anggaran penelitian di Fakultas Biologi menurut Peni sebagian disalurkan melalui program pengembangan laboratorium. Dengan keterbatasan anggaran tersebut diharapkan adanya kerjasama dengan pihak luar. Ia mencontohkan penelitian yang berhasil dirintis Fakultas Biologi dengan Kopassus di perbatasan Kalimantan-Malaysia.
“Ini salah satu bentuk nyata kerjasama dengan pihak luar dalam mengungkap keanekaragaman hayati di daerah perbatasan,â€kata Peni.
Di tempat sama PIC program I-MHERE aktifitas 2.1.2 Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc menuturkan bahwa enam penerima hibah ini fokus melakukan penelitian Kebun Biologi, Museum Biologi, serta Stasiun Penelitian Sawitsari. Ketiga lokasi ini merupakan basis keunggulan riset yang dimiliki Fakultas Biologi.
Budi mencontohkan pengembangan ulat sutera dari Kebun Biologi maupun Stasiun Penelitian Sawitsari yang dulu pernah dilakukan. Bahkan, untuk ulat sutera liar yang ada di Sawitsari hasilnya sudah pernah diekspor ke luar negeri dengan menggandeng Kraton Yogyakarta dan Jepang.
“Kita berharap lokasi-lokasi ini ke depan bisa menjadi sarana pendidikan dan media pembelajaran bagi anak-anak terutama yang berpendidikan dasar dan menengah,â€tutur Budi.
Selain para penerima hibah acara tersebut juga dihadiri tiga reviewer yaitu Dr. Erny Poedjirahajoe, M.P.(Fakultas Kehutanan), Dra. Neni Trilusiana Rahmawati, M.Kes.,Ph.D (Fakultas Kedokteran), serta Prof. Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, M.Sc. (Fakultas Pertanian) (Humas UGM/Satria AN)