PT. BPR Duta Gama kini telah berganti nama menjadi PT. BPR Universitas Gadjah Mada. Pergantian nama menjadikan PT. BPR Universitas Gadjah Mada kembali pada khittoh, sebab sejak berdiri di tahun 1996 atas prakarsa Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com, Drs. Agung Nur Fajar, MS, Nasyith Majidi, SE dan Drs. Djamasri Adenan, MA (Alm) bank ini bercita-cita menjadi bank umum. “Pada saat itu UGM memang memiliki semangat untuk memiliki bank. Bisa dibayangkan lima belas tahun lalu ketika belum dikenal tentang BHMN dan BLU, para tokoh ini telah memiliki cita-cita luhur yang sangat prospektif untuk memiliki bank. Karenanya PT. BPR UGM menjadi satu-satunya BPR yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia,” ungkap Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., selaku pemegang saham pengendali PT. BPR UGM.
Menurut Atyanto Dharoko, banyak perguruan tinggi berstatus BLU saat ini yang berkeinginan mendirikan bank, namun mereka mengalami kesulitan. Sebab banyak prosedur ijin yang harus diajukan ke Kementerian Keuangan. “Memang bukan hal mudah. Jadi kita ini beruntung sudah memiliki bank sejak saat itu,” tuturnya.
Meski memiliki semangat menjadi bank umum, PT. BPR UGM akan melakukan semua itu secara bertahap. Sebab banyak persyaratan yang harus dipenuhi, permodalan, administrasi dan lain-lain.
“Dengan berbagai pengalaman yang dimiliki, PT. BPR UGM beberapa tahun dinyatakan sehat setelah beberapa kali pula diaudit oleh akuntan publik dan Bank Indonesia. Kita tetap punya cita-cita menjadi bank UGM, namun sebelum memenuhi persyaratan kita mengganti nama menjadi PT. BPR UGM lebih dulu. Meski kemungkinan suatu saat menjadi bank UGM, seperti Bank Sleman, Bank Jakarta, Bank Jateng. Kita semua memiliki keyakinan Bank UGM akan berkembang ke depan,” imbuhnya.
Nasyith Majidi, SE, selaku pendiri dan salah satu pemegang saham menyatakan pergantian nama menjadi penting, sebab masih banyak kalangan civitas akademika UGM yang belum mengetahui bila PT. Duta Gama selama ini milik UGM. Selain itu, dengan pergantian nama menjadikan rasa kepemilikan warga UGM menjadi besar. “Disamping mendukung perwujudan cita-cita sebelumnya, berganti nama menjadi PT. BPR UGM diharapkan semakin besar dan kita bisa menjaga amanah untuk selaku bertindak dan berperilaku secara profesional,” terangnya.
Tokoh pendiri lain, Drs. Agung Nur Fajar, MS mengaku PT. BPR UGM memang semenjak dulu dirancang menjadi bank umum. Dengan pergantian ini diharapkan sebagai momentum bagi PT. BPR UGM untuk berubah dan berkembang. Paling lambat 3-5 tahun kedepan PT. BPR UGM akan menjadi bank umum. “Terlebih bila mendapat dukungan dari civitas akademika UGM, tentu akan menggelinding secara cepat. Untuk syarat permodalam untuk mencapai 500 milyar menjadi bank umum, saya kira tidak terlalu sulit sebab UGM memiliki alumni yang cukup kuat,” jelasnya.
Pendapat yang sama disampaikan Komisaris Utama, Drs. Haryono, Ak., M.Com dan Direksi PT. BPR UGM Sri Wulandari. Dengan memiliki jumlah mahasiswa sekitar 55.000 tentu menjadi modal bagi pengembangan PT. BPR UGM menjadi bank umum nantinya. (Humas UGM/ Agung)