Yogya, KU
Potensi di bidang perikanan termasuk salah satu sektor potensial dikembangkan di kabupaten Sleman, salah satunya adalah usaha pembenihan. Saat ini sebanyak 90 persen benih di DIY berasal dari Sleman, sedangkan 10 persennya sisanya merupakan produksi dari Kabupaten dan Kota yang lain di DIY. Pesatnya pembenihan di Sleman, dikarenakan telah memiliki 180 Unit Pembenihan Rakyat (UPR).
“Walaupun demikian kebutuhan akan bibit masih kurang, sehingga masih membutuhkan bibit dari daerah lain,†ungkap Bupati Sleman Ibnu Subiyanto dalam pidato sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Sekda Bidang Pemerintah Kebupatn Sleman saat menerima kunjungan Rektor UGM ke Lokasi KKN PPM di wilayah Minggir, Sleman, Kamis (21/8).
Menurut Bupati, pengembangan usaha perikanan di Sleman disesuaikan dengan kondisi daerah. Secara teknis pengembangan usaha perikanan di Kabupaten Sleman ini diorientasi pada 3 pola pengmbangan. Wilayah Sleman Barat dominan untuk diperuntukan pembesaran khususunya jenis ikan lele. Gurami dan Udang Galah karena kondisi tanahnya yang berlumpur.
“Wilayah ini menjadi penghasil utama ikan konsumsi untuk Kabupetan Sleman,†katanya.
Adapun wilayah Sleman Tengah dan Timur dengan air jernih dan jumlah cukup, telah memberikan banyak variasi jenis ikan yang dikembangkan seperti ikan karper, Grass Carp, Nila dan bahkan juga ikan hias seperti ikan koi.
Ibnu menjelaskan bahwa perkembangan perikanan di Kabupaten Sleman ini juga sangat mendukung perkembangan pariwisata khususnya wisata Kuliner. Dikarenakan berbagai rumah makan ikan di DIY ini sebagian besar berada di Kabupaten Sleman. Sementara dari produksi ikan konsumsi di DIY khususunya ikan lele sekitar 70 persen berasal dari Kabupaten Sleman yaitu.
“Dengan demikian potensi perikanan yanng paling potensial untuk dikembangkan di Sleman adalah ikan konsumsi seperti ikan lele, Gurameh, Nila,†katanya.
Diakui Bupati Ibnu Subiyanto, selama tahun 2007, produksi ikan konsumsi mencapai 8.148,85 ton atau meningkat 20,7 persen dibanding dari tahun sebelumnya, dan benih ikan sebanyak 302.127.800 ekor atau meningkat 76,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara ikan hias sebanyak 7,432,450 ekor atau meningkat 5,18 persen dibanding tahun sebelumnya.
Ibnu berharap melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Pembelajaran Masyarakat (KKN PPM) UGM dapat memfasilitasi para petani ikan di Sleman terutama di wilayah Minggir, sehingga para petani ikan dapat mengakses pasar degan mudah.
“Dengan mudahnya akses pasar, maka para petani ikan di Minggir akan termotivasi untuk mengoptimalkan usaha perikanan yang ditekuninya,†katanya.
Sementara Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD dalam pengarahannya, menegaskan kegiatan KKN PPM merupakan salah satu wujud komitmen UGM untuk selalu bekerja bersama rakyat.
“Bekerja bersama rakyat ini dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat ini sangat berbeda-beda di setiap tempat,†ungkapnya.
Meskipun demikian, Rektor nerkeyakinan bahwa para mahasiswa menemukan kiat-kiat dan strategi khusus dalam melakukan pemberdayaan.
Selain memberikan pengarahan, di kesempatan tersebut Rektor secara simbolis membuka acara pameran ikan “Fishery Expo 2008†di Balai Desa Sendangrejo,Minggir, Sleman, yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN PPM UGM unit Minggir dan Godean.
Sekretaris LPPM UGM Dr R Wisnu Nurcahyo menegaskan bahwa konsep yang ditawarkan dalam KKN PPM UGM adalah pemberdayaan yang berbasis masyarakat dan dalam pelaksanaannya menjalin mitra dengan pemerintah dan dunia usaha. Di tahun 2008 ini, kata Wisnu, UGM telah menerjunkan 4568 mahasiswa yang tersebar di 32 kabupaten di 8 provinsi. Adapun pelaksanaan kegiatan dimulai sejak 1 juli hingga 31 agustus 2008.
“Maka dari itu, UGM kini telah ditunjuk sebagai percontohan program hibah KKN PPM di seluruh Indonesia,†ungkap Wisnu. (Humas UGM/Gusti Grehenson)