Kawasan pantai merupakan daerah yang banyak mengalami tekanan antropogenik. Di daerah ini biasanya banyak dijual berbagai souvenir berbahan dasar cangkang organisme laut. Sebagai salah satu bentuk pemasukan pendapatan asli daerah, upaya ini penting dilakukan seperti upaya Kelompok Perajin Sedyo Mulyo di Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kelompok Perajin, ini bahkan sempat mengekspor hasil-hasil kerajinan ke luar negeri. Sayang, upaya mendongkrak ekonomi daerah tidak berlangsung secara permanen, sebab keterbatasan terkait kualitas dan kuantitas. “Kenyataan komunitas siput dipanen secara teratur. Adanya kelompok perajin maka transaksi jual beli siput setidaknya berlangsung di tiga pantai di Yogyakarta,” papar Dra. Felicia Zahida, M.Sc di Auditorium Fakultas Biologi UGM, Sabtu, (28/4).
Staf pengajar Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan hal itu, saat berlangsung ujian terbuka program doktor UGM Bidang Ilmu Biologi. Mempertahankan desertasi “Dinamika Populasi Rhinoclavis sinensis GMELIN 1791 (GASTROPODA: CERITHIIDAE) Di Pantai Krakal, Yogyakarta”, Felicia menjelaskan bahwa siput hasil panenan lebih banyak berukuran pradewasa. Kondisi ini mengindikasikan panen yang lebih, namun belum pernah dilakukan penilaian kondisi populasi yang dipanen untuk jenis R. sinensis maupun jenis lainnya di Indonesia. Permasalahan ini memperlihatkan adanya tekanan antropogenik pada ekosistem daerah pasang surut Pantai Krakal. “Oleh sebab itu penting dilakukan suatu penilaian kondisi populasi yang ada pada saat ini, khususnya untuk populasi R. sinensis agar dapat direkomendasikan upaya pengelolaan pemanenan siput,” jelasnya.
Banyak penelitian Gastropoda dilakukan di daerah intertidal Yogyakarta. Hanya saja, penelitian-penelitian tersebut biasanya penelitian singkat yang dilakukan 3 s.d 6 bulan dan belum dipublikasikan. Penelitian-penelitian itu dilakukan secara terpisah, tidak berkesinambungan dan menitikberatkan pada jenis-jenis yang melimpah dan secara ekonomik penting. “Karenanya hasil observai memperlihatkan masih banyak aspek yang belum dipelajari, dan studi populasi Gastropoda jangka panjang belum menjadi topik khusus untuk dipelajari di Indonesia,” imbuh perempuan kelahiran Yogyakarta, 10 Desember 1966.
Hasil penelitian Felicia menunjukkan dinamika populasi R. sinensis terus bertambah dengan adanya reproduksi. Meski jumlah yang lahir belum bisa diketahui namun jelas ada penambahan dari besarnya rekrut pada populasi atau stok. Rekrut memiliki dua puncak yang tercatat bulan-bulan Mei-Juni dan Oktober. “Populasi atau stok tentu akan berkurang baik cacah individu maupun biomassanya karena adanya mortalitas alami dan mortalitas penangkapan,” tutur Felicia.
Plot biomasa dan pemanenan dari tahun ke tahun menunjukkan tren meningkat. Demikian pula plot hasil panenan terhadap peningkatan upaya pemanenan. “Hal ini pula yang mengakibatkan penghitungan MSY Schaefer tidak dapat dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis MSY secara holistik menggunakan MSY Cadima dan MSY Gulland,” terang Felicia. (Humas UGM/ Agung)