Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2012 menjadi ungkapan syukur seluruh insan pendidikan, pemerintah daerah, organisasi penggerak di dunia pendidikan, dan para pemangku kepentingan. Dengan segala ikhtiar, kepedulian, dan perhatian, mereka telah menumbuhkembangkan dunia pendidikan di tanah air. “Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ‘Selamat Hari Pendidikan Nasional’ tanggal 2 Mei 2012″. Semoga segala ikhtiar kita untuk memajukan dunia pendidikan menjadi semakin berkualitas dan akses pendidikan bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan semakin terbuka dan dapat segera terwujud,” kata Rektor Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., saat memimpin upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2012 di halaman Kantor Pusat UGM, Rabu (2/5).
Pada peringatan Hardiknas tahun ini, semua patut bersyukur karena bidang kebudayaan telah kembali ke ‘rumah besar’ pendidikan setelah terpisah lebih dari sepuluh tahun sebab terhitung sejak 20 Oktober 2011 Kementerian Pendidikan telah berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Sejatinya, kebudayaan memang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Demikian pula sebaliknya, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan. Ibarat dua keping mata uang, yang satu dengan lainnya memiliki makna dan nilai yang sama, tidak bisa dipisahkan karena di dalam proses pendidikan ada penanaman nilai-nilai budaya yang menyertai,” tuturnya saat menyampaikan pidato sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Di hadapan para tenaga pendidik dan kependidikan UGM yang mengikuti upacara, Rektor mengatakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan mobilitas fisik dan nonfisik (termasuk kebudayaan dan peradaban) semakin tinggi. Mobilitas yang tinggi telah memunculkan dominasi peradaban tertentu, benturan antar peradaban atau terbentuknya konvergensi peradaban. Dalam kaitan inilah peran dunia pendidikan menjadi penting dalam membangun peradaban bangsa yang didasarkan atas jati diri dan karakter bangsa. “Untuk itulah tema Hari Pendidikan Nasional tahun ini adalah ‘Bangkitnya Generasi Emas Indonesia’. Tema ini tentu sejalan dengan hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita, yaitu Ki Hajar Dewantoro, yang hari ini kita peringati hari kelahirannya,” tambahnya.
Bangsa Indonesia juga patut bersyukur karena pada periode tahun 2010 sampai dengan 2035, bangsa Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia berupa populasi usia produktif yang berjumlah luar biasa. Jika kesempatan emas yang baru pertama kali terjadi sejak Indonesia merdeka mampu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, tentu populasi usia produktif akan menjadi bonus demografi (demographic dividend) yang sangat berharga. “Di sinilah peran strategis pembangunan bidang pendidikan untuk mewujudkan hal itu menjadi penting. Namun, bukan mustahil kesempatan emas tersebut menjadi bencana demografi (demografic disaster) bila kita tidak dapat mengelolanya dengan baik. Sudah tentu hal ini tidak kita inginkan,” kata Rektor.
Peringatan Hardiknas tahun 2012 di UGM dimeriahkan oleh penampilan Marching Band UGM dan PSM UGM yang menyanyikan tiga lagu nasional, yakni ‘Berkibarlah Benderaku’, ‘Indonesia Pusaka’, dan ‘Maju Tak Gentar’. (Humas UGM/Agung)