• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pendidikan Karakter di Indonesia Belum Berhasil

Pendidikan Karakter di Indonesia Belum Berhasil

  • 03 May 2012, 07:43 WIB
  • Oleh: Satria
  • 14568
  • PDF Version
Pendidikan Karakter di Indonesia Belum Berhasil

YOGYAKARTA-Pendidikan karakter di Indonesia sampai saat ini belum berhasil. Sementara itu disusunnya mata pelajaran budi pekerti, yang diajarkan di semua tingkatan pendidikan pada desain pembelajarannya masih tetap cenderung mengarah pada satu ranah kognitif saja. Bahkan, sejalan dengan syaratnya muatan teknologi dan ilmu yang dipelajari, pendidikan budi pekerti ini telah banyak ditinggalkan oleh sekolah.

“Desain pembelajaran budi pekerti semestinya tidak muncul sebagai suatu mata pelajaran, namun terserap sebagai muatan di setiap aktivitas pembelajaran yang didesain,”papar Psikolog UGM, Sylvi Dewajani, S.Psi, di UGM, Rabu (2/5).

Sylvi berharap ke depan tidak ada lagi kesalahan yang sama dalam mengembangkan karakter siswa dengan membentuk ‘mata ajaran budi pekerti’ ataupun ‘mata ajaran kepribadian’. Untuk menjawab tantangan pendidikan karakter dengan cara terintegrasi di dalam kandungan kurikulum tertulis, hidden curriculum, serta kegiatan kokurikulum dan ekstrakurikuler. Artinya, karakter yang ingin dikembangkan harus terwujud di dalam kandungan setiap mata ajaran melalui tugas dan bahan kajian, juga terwujud di dalam norma serta aturan akademik.

“Selain itu, sekolah perlu mengembangkan kurikulum yang selama ini dianggap tersier, yaitu kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler,”tambahnya.

Pendidikan karakter, imbuh Sylvi, tidak dapat terjadi dalam waktu yang singkat, dalam bentuk spot mata ajaran di awal, di tengah ataupun di akhir saja. Namun, pendidikan karakter harus menyeluruh dan berkelanjutan. Selama kurikulum ini diterapkan, kandungan dan muatan pendidikan karakter akan juga tetap dilaksanakan.

“Pendidikan karakter yang hanya menekankan pada satu atau dua mata kuliah tidak akan dapat menjamin tercapainya karakter siswa yang diinginkan,”tambah Sylvi.

Dalam pandangan Sylvi, adanya SK Mendiknas No 045/U/MENDIKNAS/2002 tentang pelaksanaan kurikulum di PT merupakan satu contoh yang tepat dalam usaha pengembangan karakter. Di dalam SK itu mensyaratkan bahwa tujuan akhir membentuk lulusan yang berkarakter dan berkepribadian kuat harus tertuang di dalam kurikulum serta dilakukan secara simultan dalam aspek kegiatan belajar mengajar.

Satu hal yang juga tidak bisa ditinggalkan dari penerapan pendidikan karakter ini menurut Sylvi yaitu adanya peran guru secara optimal. Tanpa adanya role model, karakter tidak akan dapat dikembangkan dengan baik. Peran model yang berkarakter, merupakan kunci utama di dalam pendidikan karakter. Di sekolah, role model siswa adalah guru.

“Tapi inipun tetap harus ada jalinan kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat di dalam pengembangan karakter,”pungkasnya (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • SMK RSBI Se-DIY Siap Terapkan Pendidikan Karakter

    Thursday,18 November 2010 - 15:35
  • Wamendikbud: Mandiri Belum menjadi Budaya di Banyak Perguruan Tinggi

    Friday,04 May 2012 - 13:07
  • Pendidikan Karakter Semakin Ditinggalkan

    Saturday,09 July 2011 - 13:56
  • Nasionalisme Sukarno Perkuat Pendidikan Karakter

    Friday,15 January 2016 - 16:41
  • Penting, Pendidikan Karakter di Sekolah

    Tuesday,11 October 2011 - 17:48

Rilis Berita

  • Dosen UGM Gelar Workshop Penguatan Guru Kimia SMA-SMK di Kulon Progo 16 August 2022
    Ika
  • Mengenal Radioterapi 16 August 2022
    Radioterapi merupakan salah satu modalitas medis untuk melakukan treatment pada kasus-ka
    Satria
  • UGM dan PT Bank Mandiri Jalin Kerja Sama HOP dan KPR Mitraguna 16 August 2022
    Universitas Gadjah Mada dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepakat menandatangani perjanjian kerja
    Agung
  • Jembatan Ilmu-Ilmu 16 August 2022
    oleh Dr. Rr. Siti Murtiningsih, M.Hum. Kampus jangan memagari mahasiswa
    Universitas Gadjah Mada
  • Agus Pramusinto Bersama 28 Ilmuwan Internasional Jadi Mentor Peneliti Muda Indonesia 16 August 2022
    Sebanyak 29 ilmuwan internasional dari berbagai bidang studi dan kepakaran akan mementori penelit
    Gusti

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual